Belajarlah di Luar Negeri untuk Kembali Membangun Indonesia
Beasiswa StuNed via Indy Hardono |
Melanjutnya pengalaman yang didapat dari serial MAB Talks yang diadakan awal bulan ini, sempat tertunda karena beberapa hal.
Setelah sebelumnya membahas mengenai Life after Campus dan Engineering Career, kali ini adalah sesi tentang scholarship sharing. Awalnya kepikiran ingin mengundang salah satu teman yang mendapatkan LPDP, tetapi rasanya terlalu mainstream. Akhirnya, pilihan pertama mengundang kembali Bu Indy Hardono, salah satu alumni FTUI yang saat ini menjadi koordinator tim Beasiswa StuNed.
Lalu, kepikiran ingin menghadirkan satu orang tambahan dari sisi awardee agar didapat dua sisi pandangan. Atas rekomendasi seorang teman, junior di Teknik Elektro ternyata ada yang mendapatkan beasiswa dari USAID Prestasi. Namanya Maryam Muthiah, Teknik Elektro 2011.
Akhirnya, lengkaplah formasi pembicara sesi Scholarship Sharing ini yang menurut saya lain daripada sesi sharing lainnya.
----
Sabtu pagi itu, 4 Juli 2020 serial MAB Talks Special sesi 3 dilangsungkan dengan pembicara Bu Indy Hardono dan Maryam Muthiah.
Sekilas mengenai pembicara :
- Bu Indy Hardono, alumni TGP'86. Saat ini beliau adalah ketua tim Beasiswa StuNed. Beliau merupakan kolumnis di Kompas. Baru saja menerbitkan buku berjudul Eureka di Negeri Seberang.
- Maryam Muthiah, alumni Teknik Elektro 2011. Mendapatkan Beasiswa dari USAID Prestasi di Bidang Renewable Energy di University of Illinois, Urbana-champaign. Saat ini bekerja sebagai Renewables Energy Technical Specialist di NZ-MATES
Itulah mengenai pembicara yang sharing dalam sesi MAB Talks ini. Sebelumnya, Bu Indy pernah sharing di Rumah Inspirasi MAB, namun sesi kali ini terasa begitu special dan penuh semangat. Sebagai moderator, saya belajar banyak dari mereka berdua.
Berikut apa yang mereka sampaikan yang bisa saya rangkum.
Satu hal yang saya ingat dari Bu Indy adalah sebelum kita memulai untuk melanjutkan kuliah di luar negeri, kita harus menemukan tujuan kita kesana untuk apa.
Belajarlah di luar negeri untuk kembali pulang Membangun Indonesia
Beliau membuka dengan mengutip perkataan Prof. BJ Habibie "Berawal di akhir, dan berakhir di awal". Your destination is your starting point.
Saat ini, begitu banyak beasiswa untuk studi ke luar negeri. Ada LPDP, stuNed, Fullbright, AAS, Erasmus, Chevening, dll.
Kira-kira, tipe orang seperti apa yang akan terpilih?
Mereka biasanya Motivated, Prepared and Persistent.
Mengapa masih banyak yang gagal?
- Deadliners
- Dokumen tidak lengkap
- Tidak mengikuti instruksi yang diberikan
- Mispersepsi dan keliru tentang kriteria yang dibutuhkan
Apa yang harus dilakukan ?
- Mencari informasi dari sumber terpercaya
- Melakukan riset
- Persiapkan diri dengan baik
Beberapa persiapan yang perlu dilakukan :
- English Profiency (IELTS, TOEFL)
- CV
- Motivation statement
- Employer statement
- Reference letter
Menurut Bu Indy Hardony, ketika apply scholarship itu ibarat fulfilling requirement dan meeting criteria. Kita harus tahu tiap beasiswa requirement yang dibutuhkan apa saja, diberikan oleh siapa dan untuk siapa, prioritas areanya kemana.
Sehingga, apa yang perlu dilakukan ketika akan apply sebuah beasiswa?
Persiapan Apply Beasiswa S2 Luar Negeri via Indy Hardono |
Scholarship is not only about how and what, but it also about why.
Why is about motivation. Application is about you, not others.
-----
Selanjutnya dari paparan Maryam Muthiah
Dengan esensi yang sama seperti dimulai oleh Bu Indy Hardono, kali ini Maryam memulai dengan mengutip quote dari Pramoedya Ananta Toer : "Orang bilang ada kekuatan-kekuatan tak terduga yang bisa timbul pada samudera, pada gunung berapi, dan pada pribadi yang tahu benar akan tujuan hidupnya"
Start from the End. Memulai dari akhir.
Start with Shy Simon Sinek via Maryam Muthiah |
Mengutip Simon Sinek dengan "Start with Why"
Why untuk menemukan tujuan
How untuk mengetahui prosesnya dan
What untuk mengetahui apa yang dilakukan
Kemudian kita perlu Define Goal dalam jangka pendek ataupun jangka panjang.
Ketika kita ingin melanjutkan studi S2, sebenarnya itu hanyalah tujuan jangka pendek yang ingin kita capai. Kita harus menemukan sebenarnya apa tujuan jangka panjang dari hidup kita. Setelah S2, lalu apa? Studi S2 hanyalah bagian dari anak tangga kehidupan kita, bukan tujuan hidup.
Bagaimana mempersiapkan diri untuk mendapatkan Beasiswa S2?
- Mapping the plan meliputi fokus pada program yang kita minati, mencari sebanyak mungkin informasi yang dibutuhkan hingga membuat target dan timelinenya sendiri.
- Mastering the preparation meliputi persiapan bahasa inggris (TOEFL, IELTS), persiapan keuangan misalkan untuk bayar biaya pendaftaran dahulu, tes IELTS, mentorship dengan orang yang pernah mendapatkan beasiswa untuk memberikan feedback aplikasi kita, dan cari peer grup yang memiliki tujuan sama agar bisa terus semangat karena atmosfernya sama.
- Mastering the Application meliputi Memahami beasiswa yang akan dipilih (pihak pemberi beasiswa, tujuan, prioritas), mengekplor diri kita mulai dari pengalaman hingga rencana masa depan, dan terakhir hubungkan apa yang kita punya (pengalaman, rencana) dengan program beasiswa yang ditawarkan.
- Paling penting: Review, Review and Review!
Mengutip Steve Jobs "Don't be afraid to ask for Help!"
No matter how hard and impossible it is, never lose sight of your goal (Monkey D Luffy)
Success in not final. Failure is not fatal: It is the courage to continue that counts. (Winston Churchill)
-----
Semoga rangkuman ini bisa bermanfaat.
Apabila ada hal lebih lanjut yang ingin ditanyakan, silakan tinggalkan komentan atau hubungi saya melalui kolom kontak yang tersedia.
Salam,
@bamsutris
Post a Comment