Friday, January 26, 2018

Pengalaman Menggunakan BPJS di RSUD Pasar Minggu


BPJS sejak pertama diluncurkan telah membantu masyarakat dalam hal kesehatan. Meskipun ada pro dan kontra, tetapi yakinlah bahwa program ini terus akan diperbaiki kualitasnya.

Kali ini, saya akan mencoba menceritakan pengalaman menggunakan BPJS di RSUD Pasar Minggu. Setelah menggunakan BPJS selama setahun terakhir, terutama karena menyadari pentingnya coverage asuransi untuk kesehatan diri, saya mulai meyakini bahwa BPJS memang terus berbenah dari waktu ke waktu.

Sebelumnya, setahun lalu Ayah pernah drop dan dirawat di RSUD Koja, Jakarta Utara karena penyakit 'Melena' atau pendarahan di saluran pencernaan bagian atas sehingga kekurangan darah. Saat dirawat selama seminggu tersebut, semua biaya ditanggung BPJS.

Sayangnya, mungkin kondisi rumah sakitnya yang tidak nyaman karena begitu banyaknya pasien yang dirawat. Maklum, RSUD Koja salah satu rumah sakit milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang cukup mumpuni di bawah RSUPN seperti RS. Cipto. Sehingga banyak pasien dirujuk kesana.

Bagaimana dengan di RSUD Pasar Minggu yang belum lama beroperasi?

RSUD Pasar Minggu terletak di Jalan TB Simatupang No. 1, dari perempatan menuju Ragunan akan terlihat gedung bercat hijau. Itulah RSUD Pasar Minggu.

Sebelum berobat kesana, saya memeriksakan diri ke faskes tk. 1 yaitu Puskesmas Kec. Jagakarsa dengan keluhan yang tidak bisa ditangani di Puskesmas. Akhirnya dirujuklah untuk ke rumah sakit. Dokter menawarkan dua pilihan yaitu RSUK Jagakarsa atau RSUD Pasar Minggu.

Mendengar pilihan itu, saya memilih RSUD Pasar Minggu dengan harapan pelayanan yang lebih baik karena kondisinya masih terbilang baru.

Ada rasa kekhawatiran sebelum menginjakkan kaki ke sana terkait dengan antrian yang panjang, petugas yang tidak ramah,harus antri sejak pagi, dll.

Saya juga mencari informasi mengenai dokter yang bertugas di poliklinik yang akan saya tuju. Bahkan, saya cari latar belakang pendidikan sang dokter. Setelah mengetahui bahwa sang dokter merupakan lulusan dari kampus ternama, saya pun mantap melangkah.

Akhirnya Sabtu lalu, memberanikan diri untuk ke sana. Meski awalnya agak ragu karena sudah mendekati pukul 08.00 WIB dan sedang gerimis.

Dengan jarak yang lumayan jika berkendara sendiri, saya pun memesan uber untuk kesana. Benar saja hujan lumayan besar saat di tengah jalan.

Tiba di rumah sakit, saya langsung menuju lobby. Melihat sign yang tergantung depan meja resepsionis dan menuju ke loket pendaftaran untuk pasien BPJS.

Seorang petugas perempuan sigap di depan loket menanyakan apakah sebelumnya pernah berobat atau baru pertama kali. Lalu, beliau meminta dokumen yang diperlukan dan meminta kita mengisi form biodata yang kemudian disatukan dengan dokumen yang kita bawa beserta dengan nomer antrian yang tertera.

Kita diminta duduk menunggu. Tiba gilirannya nanti akan dipanggil oleh petugas di loket.

Tak sampai sepuluh menit, nomer antrian saya ternyata sudah dipanggil untuk menyerahkan berkas yang tadi sudah disatukan. Lalu, kita diberikan kertas mengenai poli yang dituju beserta nomer antrian. Poli yang dituju berada di lantai 2.

Saya pun pergi ke lantai 2, ternyata suasana di sini cukup ramai. Mungkin kebanyakan orang sudah datang sejak pagi-pagi sekali sehingga di loket pendaftaran pasien terbilang sangat sepi.

Saya kembali menyerahkan kertas yang dibawa ke nurse station dan menunggu untuk dipanggil gilirannya sebelum ke poli yang dituju. Di nurse station, akan dicek tensi darah dan ditanya berat serta tinggi badan dan keluhan (sepertinya hanya formalitas).

Setelahnya, saya menunggu di depan poli yang saya tuju. Cukup lama. Saya pun memakluminya karena waktu konsultasi untuk tiap pasien memang tidak bisa terburu-buru. Tempatnya pun lebih privat dibandingkan dengan keadaan di puskesmas.

Tiba giliran saya dipanggil, kemudian dokter menanyai keluhan yang saya derita dan memeriksa fisik saya. Beliau mendiagnosis penyakit yang saya derita dan memberikan resep obat yang harus diambil di bagian farmasi. Beliau juga memberikan surat untuk kontrol ke depannya. Dokternya sangat ramah dan friendly, apalagi setelah tahu bahwa beliau lulusan dari UI juga. Recommended lah pokoknya.

Nah, ini bagian yang termasuk by sistem. Semua resep terinput otomatis dan kita cukup menunggu berdasarkan nomer antrian yang telah kita pegang sejak awal.

Di bagian farmasi tempat pengambilan obat, terdapat scanner untuk mengecek status resep obat punya kita apakah sudah siap, masih dalam proses atau bahkan baru masuk dalam antrian.

Sayangnya, justru bagian inilah yang paling menjengkelkan. Mengapa? Saya menunggu hampir 2 jam hanya untuk mengambil obat yang diresepkan. Hal ini karena semua resep obat yang masuk dari seluruh poliklinik di RSUD Pasar Minggu diterima di satu tempat farmasi sehingga resep kita akan bergabung antriannya dengan resep dari poliklinik lainnya.

Saya berpikir, mungkin lain kali setelah konsultasi dengan dokter lebih baik meminta resepnya secara langsung untuk ditebus sendiri di apotek daripada harus menunggu begitu lama, kecuali untuk obat-obatan yang memang tergolong mahal.

Itulah pengalaman berobat menggunakan BPJS di RSUD Pasar Minggu. Overall, saya cukup puas dengan pelayanan yang diberikan di RSUD Pasar Minggu. Sebagai rumah sakit pemerintah terbilang cukup bagus pelayanannya dibandingkan dengan RSUD Koja sewaktu Bapak dirawat tahun lalu.

----
Berikutnya saya akan coba jabarkan beberapa hal yang dibutuhkan sebelum berobat menggunakan BPJS di RSUD Pasar Minggu.

Dokumen yang diperlukan untuk pasien BPJS baru di RSUD Pasar Minggu :
  • Fotokopi Surat Rujukan (jika tidak dalam keadaan darurat)
  • Fotokopi KTP
  • Fotokopi BPJS
Loket pendaftaran untuk pasien BPJS berada di sebelah kiri, dari lobby kita ke kiri. Sepertinya RSUD Pasar Minggu memang dipersiapkan untuk pasien BPJS karena mayoritas yang berobat di sini pasien BPJS.

Waktu pendaftaran untuk pasien BPJS di RSUD Pasar Minggu :
Senin-kamis : Pukul 06.30 - 12.00 WIB
Jum'at dan Sabtu : Pukul 06.30 - 10.00 WIB

Info dokter yang bertugas di setiap poliklinik setiap harinya bisa di cek di website RSUD Pasar Minggu. Begitupun dengan ruang rawat inap (jika membutuhkan), di web terlihat berapa kapasitas ruang rawat inap yang kosong di setiap kelasnya.

Jangan lupa untuk membawa makanan dan minuman jika ke RSUD Pasar Minggu karena hanya ada gerai Imperial Bakery. ATM yang tersedia meliputi bank DKI dan Link.

Semoga lekas sembuh!

Tags :

bm
Created by: Bambang Sutrisno

Lelaki biasa penggiat lingkungan dan kepemudaan. Sedang menumbuhkan arti proses, konsistensi, dan kebermanfaatan dalam hidupnya.

3 komentar:

  1. Alhamdulillah semua dengan hati pelayanannya

    ReplyDelete
  2. wah terimakasih informasinya, rencana mau rongsen di RSUD Pasar Minggu.

    ReplyDelete
  3. Nama dokternya siapa pak kalu boleh tau?

    ReplyDelete

Connect