Belajar Perencanaan Keuangan untuk Millenials
Perencanaan Keuangan untuk Milenials |
"If we fail to plan,
we plan to fail" (Billy P.S Lim, Dare to Fail)
Bagaimana
perencanaan keuangan yang baik?
Sebuah perencanaan keuangan sangat penting bagi
setiap orang. Perencanaan keuangan yang baik akan mampu membawa seseorang pada
kondisi cukup dalam hidupnya. Ada angka dan hitung-hitungan yang perlu
diketahui saat mengelola keuangan.
Dalam kehidupan
sehari-hari, pernahkah kita temui teman yang tak pernah terlihat 'bokek' atau
tidak punya uang? Saat diajak untuk nonton, ayo aja. Diajak makan ini itu juga
ayo aja. Diajak jalan pun ayo aja. Bagi yang memiliki perencanaan keuangan yang
baik, hal tersebut bukan hal yang mustahil ditemui karena budget-budget
tersebut biasanya sudah dipisahkan menurut pos nya masing-masing.
Namun, pernahkah menjumpai teman yang minjam dengan jumlah yang kecil misalkan seratus ribu? Bilangnya untuk makan atau sekedar ongkos kerja, bilang besok akan diganti. Apakah ia tidak punya tabungan sepeserpun tersisa?
Salah satu program
Beasiswa MAB yaitu MAB Talks berkesempatan menghadirkan salah satu alumni FTUI
angkatan 1993 yang memiliki sertifikat sebagai financial planner. Dia adalah Bu
Mutiara Salman yang pernah bekerja di Bank CIMB Niaga, namun kini memutuskan
pensiun dini dan mengurus bisnis mukena Zee yang dirintisnya.
Bu Muti, panggilan
akrabnya sharing mengenai perencanaan keuangan bagi millenials kepada mahasiswa
penerima Beasiswa MAB. Tak cukup satu sesi pertemuan, sharing ini pun dilakukan
dalam dua sesi.
Berikut adalah
sedikit intisari dari sesinya :
Sesi 1 (Dasar
Pengelolaan Keuangan bagi milenials)
Mengapa perlu
merencanakan keuangan?
- Perubahan Demografi seperti perubahan gaya hidup, umur semakin panjang, perubahan populasi dari jumlah dan gender
- Perpindahan tanggung jawab pensiun
- Produk keuangan makin kompleks dan canggih
- Menurunnya ikatan sosial keluarga
- Mobilitas penduduk
- Risiko ketidakpastian (pekerjaan dan penyakit)
Tidak ada benar dan
salah dalam perencanaan keuangan
Keep reviewing,
improving and relevant!
Sebelum membuat
prencanaan keuangan, perlu tentukan dahulu tujuan keuangan yang ingin dicapai.
Apakah itu :
- Kepemilikan asset (kendaraan, rumah)
- Menikah
- Dana pendidikan anak
- Pensiun
Financial Planning
untuk Millenials :
- Catat pengeluaran bulanan
- Rasio hutang maksimal 30 %
- Alokasi menabung dan investasi minimal 10 %
- Pengeluaran rutin maksimal 60 %
- Lifestyle maksimal 20 %
- Sosial minimal 2,5 %
Tiga Credos yang perlu diperhatikan :
How do we get the
money?
How do we spend the
money?
How do we plan?
Risiko yang dihadapi |
Risiko
Risiko meninggal di
usia dini :
- Kecukupan dana pendidikan anak
- Kecukupan dana kelangsungan hidup bagi keluarga yang ditinggalkan
- Pembayaran hutang
- Harta warisan
- Biaya pemakaman
Masa hidup setelah pensiun |
Risiko hidup terlalu
lama:
- Kecukupan dana hari tua
- Jaminan kesehatan hari tua
- Jaminan perawatan hari tua
- Rumah yang aman dan nyaman
- Pencapaian gaya hidup yang dipilih
- Kepastian kemakmuran bagi anak dan keluarga
"Your money, your
life, your responsibility" (Ligwina Hananto)
Sesi 2 (Pengelolaan Keuangan bagi Millenials lanjutan)
Prioritas Keuangan :
- Lunasi kartu kredit dan hutang konsumtif lainnya
- Arus kas positif
- Dana darurat
- Tentukan tujuan keuangan
- Terapkan strategi
- Beli asuransi sesuai kebutuhan
Indikator Saving, Hutang dan Dana Darurat |
Besaran Dana Darurat |
Masalah Klasik
keuangan Millenials :
- Tidak bisa membedakan simpanan, tabungan dan investasi
- Gaya hidup tinggi
- Pengeluaran yang terlalu besar atau penghasilan terlalu kecil
- Pengeluaran tak teduga
Merencanakan
keuangan :
- Check Up kondisi keuangan saat ini
- Tentukan tujuan keuangan
- Hitung
- Implementasi
- Monitor
Dari mana
memulainya?
- Mulai investasi bulanan, misalnya dengan reksadana
- Miliki aset aktif dengan berbisnis, properti dan surat berharga
- Hati-hati dengan Latte Factor misalnya biaya parkir, fee atm, impulsive buyer
- Mulai dari sekarang
Tags : Features
Post a Comment