Wednesday, November 18, 2015

Belajar dari The Miracle Morning

" 'Life's too short' is repeated often enough to be a cliche, but this time is true. You don't have enough time to be both unhappy and mediocre. It's not just pointless, it's painful." (Seth Godin)
Turning point. Setiap manusia mungkin akan mengalami masa dimana ia akan merasa perlu untuk mengatur ulang hidupnya. Itulah turning point. Setiap orang mungkin memiliki turning point yang berbeda-beda.
Hal Elrod, pengarang the Miracle Morning mengalami turning point dalam hidupnya setelah ia mengalami kecelakaan yang hampir merenggut nyawanya. Saat itu, ia sedang berkendara bersama temannya dalam keadaan mabuk. Malang tak dapat dihindari, mobil yang ia kendarai masuk ke jurang. Sebagian besar tulangnya patah, ia mengalami mati selama beberapa detik sebelum akhirnya tim medis bisa menolongnya.
Dari situ, Hal Elrod mulai mengisi hidupnya untuk lebih bermakna. Potensi dirinya melejit. Dari karyawan biasa menjadi luar biasa hingga mencetak rekor penjualan di perusahaannya. Apa rahasianya?

Menurutnya, level kesuksesan seseorang akan sebanding dengan pengembangan diri yang terus dilakukan. Kita tak akan mungkin menjadi seorang manajer yang sukses jika kita tak pernah menyiapkan diri kita untuk menjadi seorang manajer. Lebih jauh, Elrod mencoba terus mengembangkan dirinya, meski tuntutan pekerjaan membuatnya lebih sibuk.

Dari situlah ia mencetuskan ide untuk memanfaatkan waktu paginya sebaik mungkin. Ia menyebutnya; The Miracle Morning. Berbeda dari kebanyakan buku motivasi, the Miracle Morning banyak menawarkan latihan yang patut kita coba dalam hidup kita. Namanya juga sebuah ajakan, jika kita sendiri tidak mencobanya, maka ajakan itu akan tetap sama dengan lainnya.

Nah, sebenarnya sebagai muslim tentu banyak dari kita yang sudah mempraktekkan the Miracle Morning ini. Namun, belum efektif apa yang telah kita lakukan. Misalkan seberapa banyak halaman yang telah kita baca di pagi hari usai menunaikan ibadah subuh? Adakan catatan harian yang kita tulis? Apakah kita sempat berolahraga? Dsb.
#####

Belakangan ini, setelah membaca buku the Miracle Morning mencoba mempraktekkan apa yang ada di dalamnya. Benarlah kata Hal Elrod, kalau kebanyakan orang membaca buku hanya untuk pengetahuan saja tanpa dipraktekkan. Mindset itu yang sebenarnya harus kita ubah.

Ini sudah hari kesekian dalam agenda pribadi saya mencoba mengefektifkan waktu pagi. Benarlah kalau waktu pagi selalu dikaitkan dengan keberkahan. Ketika kita mulai hari baru dengan suasana yang lebih semangat dari biasanya.

Meski belum mengalami turning point, atau mungkin sudah dan tidak menyadarinya, saya belajar untuk berusaha lebih konsisten menjadi pribadi yang terus mengembangkan diri saya.

Bismillah.

Depok, 18 November 2015

Tags :

bm
Created by: Bambang Sutrisno

Lelaki biasa penggiat lingkungan dan kepemudaan. Sedang menumbuhkan arti proses, konsistensi, dan kebermanfaatan dalam hidupnya.

Post a Comment

Connect