Carousel

Sunday, August 30, 2020

Adopsi Hutan, Gotong Royong Menggerakkan Hati untuk Hutan Indonesia

Kp. Ciwaluh, Taman Nasional Gunung Gede Pangrango via Dokumen pribadi

Di suatu pagi, cobalah pejamkan matamu 
Duduk bersila sembari mendengarkan sekitar
Jika beruntung, kicau suara burung akan terdengar
Membuat pagi kita terasa begitu indah
 
 
Sayangnya, bagi kita yang tinggal di perkotaan, apalagi kota besar seperti Jakarta adalah suatu keajaiban apabila kicau burung masih memenuhi pagi kita. Biasanya deru kendaraan terdengar lebih nyaring. Begitupun udara sekitar yang harusnya terasa menyegarkan saat kita hirup perlahan menyesakkan karena bercampur dengan asap kendaraan yang mulai ramai memadati jalanan. Membuat pikiran tak karuan seharian.

Cobalah ambil smartphone-mu, kawan!
Buka spotify dan cari suara hutan Indonesia!
Pasang earphone dan dengarkan!
Silakan duduk bersila sembari memejamkan mata!
Seketika kita seperti tengah berada di tengah rimba
Kicau burung begitu nyaring, serangga pun bersahutan
Hening, derap langkah kaki kita terdengar jelas saat menginjak ranting kering
Mengusir suara kendaraan yang bising dan polusi yang bikin pusing


Di suatu sesi Yoga Selaras dengan Alam pada rangkaian Pawai Bebas Plastik akhir Juli lalu, secara tak sengaja saya mengetahui Suara Hutan Indonesia di Spotify yang bisa saya dengarkan kapanpun ketika saya rindu dengan alam, khususnya hutan. Tak dipungkiri, sebagai warga Kota, rutinitas harian kadang membuat pikiran jenuh. Suara Hutan Indonesia yang berisi suara alami hutan terasa begitu menenangkan. Membuat kita seolah tengah berada di Hutan


Suara Hutan Indonesia
Suara Hutan Indonesia via Spotify

Hutan. Ya, Hutan. Mungkin masih banyak warga kota yang belum pernah ke hutan. Mengenal hutan hanya sebatas dari buku pelajaran di sekolah. Mengenal hutan hanya sebatas dari fenomena kebakaran yang ramai diperbincangkan beberapa tahun terakhir. Mengenal hutan hanya sebatas kumpulan pepohonan yang tumbuh tegak. Tidak salah memang. Lebih jauh dari itu, harusnya kita mengenal hutan lebih dalam. Selain sebagai kumpulan pepohonan, hutan adalah penyangga kehidupan. Artinya hutan menjadi sumber berbagai aspek kehidupan seperti pangan, sandang, papan, sumber air, sumber udara bersih, keanekaragaman hayati, obat-obatan, dll.

Lebih jauh dalam Potret Keadaan Hutan Indonesia oleh Forest Watch Indonesia (FWI), manfaat hutan yang tidak langsung yang sering kita tidak tahu diantaranya meliputi: (a) Gudang keanekaragaman hayati (biodiversity) yang terbesar di dunia meliputi flora dan fauna, (b) Bank lingkungan regional dan global yang tidak ternilai, baik sebagai pengatur iklim, penyerap CO2 serta penghasil oksigen, (c) Fungsi hidrologi yang sangat penting artinya bagi kehidupan manusia di sekitar hutan dan plasma nutfah yang dikandungnya, (d) Sumber bahan obat-obatan, (e) Ekoturisme, dan (f) Bank genetik yang hampir-hampir tidak terbatas.

Zamrud Khatulistiwa yang disandang Indonesia, tidak lain karena hijaunya hutan Indonesia jika dilihat dari satelit bak permata Zamrud yang indah. Menurut Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (2018), setidaknya 120,6 juta Ha atau 63% dari luas daratan Indonesia adalah kawasan hutan. Hal ini menempatkan Indonesia sebagai negara dengan luas hutan terbesar ketiga di dunia setelah Brazil dan Rep. Demokrasi Kongo. Suatu anugerah yang luar biasa untuk negeri kita tercinta.

Sayangnya, anugerah yang dimiliki dengan maha luasnya hutan Indonesia tidak membuat kita serius untuk menjaganya. Menurut laporan KLHK dalam Status Hutan dan Kehutanan Indonesia 2018, sejak tahun 1990 deforestasi terus terjadi pada hutan kita hingga saat ini. Angka deforestasi secara lengkap bisa dilihat di grafik 1.1 di bawah. Menurut laporan FWI, pada periode 2000-2009, setidaknya 15,16 Juta Ha hutan kita hilang akibat deforestasi, 5,5 Ha diantaranya berasal dari hutan di Kalimantan. Secara rata-rata, laju deforestasi pada periode tahun 2000-2009 adalah sebesar 1,51 juta ha/tahun, dengan laju deforestasi terbesar terjadi di Kalimantan yaitu sebesar 550.586,39 ha/tahun.

angka deforestasi hutan indonesia
Angka deforestasi hutan indonesia via KLHK 2018
 
Angka deforestasi yang tinggi berpengaruh pada emisi gas rumah kaca (GRK) Indonesia dari sektor kehutanan yang merupakan penyumbang emisi paling tinggi jika dibandingkan dengan sektor energi, transportasi dan limbah. Menurut data KLHK 2018, selama periode 2006-2016, tingkat rata-rata emisi per tahun dari sektor kehutanan berada pada angka709.409 Gg CO2Eq. Jika bisa ditekan laju deforestasi yang terjadi, penurunan emisi paling signifikan akan dicapai dari sektor kehutanan untuk mencapai target 29% pengurangan emisi secara nasional.

Lalu, pada siapakah kita percayakan untuk menjaga Hutan Indonesia?

-----

Kita Berhutang pada Masyarakat Penjaga Hutan

Jika pernah menonton film dokumenter Semesta, tentu ingat dengan masyarakat Sungai Utik, Kalimantan Barat yang berusaha menjaga kawasan hutan yang menjadi sumber kehidupa mereka. Menurut BPS, setidaknya 25.800 desa, atau 34,1% dari total 74.954 desa di seluruh Indonesia berbatasan langsung dengan kawasan hutan, dimana sebagian besar penduduknya memiliki ketergantungan terhadap sumberdaya alam di hutan untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Seperti masyarakat Sungai Utik yang berusaha menjaga warisan leluhur untuk melindungi hutan tempat tinggal mereka agar senantiasa terus terjaga dan lestari, kita warga kota sejatinya berhutang budi pada mereka masyarakat adat penjaga hutan yang telah menjadi penjaga paru-paru dunia yang kita punya di bumi ini.

Warisan leluhur mereka pegang hingga hari ini untuk menjaga hutan yang ada. Hutan yang bukan hanya menjadi tempat tinggal mereka, melainkan hutan sumber kehidupan mereka. Hutan keramat, atau mungkin yang kita kenal sebagai hutan lindung yang begitu sakral untuk dijaga, juga hutan produksi yang menjadi pemenuhan kebutuhan sehari-hari.

Apa yang bisa kita lakukan sebagai warga kota?

Hari Hutan Indonesia yang dirayakan pertama kali pada 7 Agustus 2020 lalu seharusnya menjadi wujud rasa syukur kita akan anugerah hutan yang dimiliki negeri kita. Sayangnya, deforestasi terus menghantui hingga nanti taka da lagi hutan yang tersisa. Deforestasi yang tinggi akibat alih fungsi lahan untuk kebutuhan perkebunan atau pertambangan kadang tak memanusiakan manusia seutuhnya bagaimana masyarakat adat penjaga hutan selama ini telah berjuang untuk menjaga hutan yang ada. Nurani kita mati. Rumah mereka hilang.

Sesekali coba main ke hutan secara langsung! Kenali lebih dekat, pahami bagaimana sejatinya hutan menjadi penyangga bagi kehidupan ini. Banyak orang merusak hutan karena hatinya telah tertutup keserakahan.

Coba sesekali singgah ke Tangkahan, Sumatera Utara! Lihat bagaimana hutan menjadi bagian dari kehidupan masyarakat sekitar yang coba dilestarikan dengan kearifan lokal yang ada. Atau bila merasa kejauhan, coba singgah ke Kalibiru. Lihat dan rasakan bagaimana hutan disulap menjadi kawasan wisata yang indah yang menghidupi masyarakat sekitar.

Masih merasa tak punya cukup waktu?

Jadilah bagian dari Program Adopsi Hutan yang diinisiasi oleh Hari Hutan Indonesia. Melalui program ini, kita berusaha menjadi bagian dari penjaga hutan dengan membantu masyarakat adat penjaga hutan melalui gotong royong donasi. Meski tak seberapa, setidaknya sumbangsih kecil yang kita lakukan dalam program Adopsi Hutan ini, semoga bisa terus menumbuhkan kepedulian dan kewarasan di hati kecil kita bahwa hutan adalah bagian dari hidup kita dan mereka, masyarakat sekitar hutan yang tak terpisahkan.

Program ini nantinya akan disalurkan kepada masyarakat adat penjaga hutan yang berlokasi di : 
1. Forum Konservasi Leuser dan Yayasan HAkA di Aceh.
2. Komunitas Konservasi Indonesia (KKI) WARSI di Sumatera Barat, Jambi, dan Bengkulu.
3. Yayasan Alam Sehat Lestari (ASRI) di Kalimantan Barat.
4. PROFAUNA Indonesia di Kalimantan Timur dan Jawa Timur.

 

Bagaimana Caranya?

1. Buka kitabisa.com dan cari campaign dari Hari Hutan Indonesia terkait Adopsi Hutan atau melalui link https://kitabisa.com/campaign/harihutanid
2. Lakukan donasi sesuai kemampuanmu!
3. Sebarkan ke jejaringmu untuk menjaring lebih banyak lagi yang tergerak hatinya
 
Adopsi Hutan via kitabisa.com

Melalui sumbangsih kecil kita dan pribadi-pribadi yang tergerak hatinya dalam program ini, kita bersama-sama masyarakat adat penjaga hutan bergotong-royong menjaga hutan-hutan kita yang masih tersisa, Hutan Indonesia
 
UNLESS someone like you cares a whole awful lot, nothing is going to get better, It's not. (Dr. Seuss dalam The Lorax)

-----

Sumber rujukan :

1. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan "Status Hutan dan Kehutanan Indonesia 2018"
2. Forest Watch Indonesia "Potret Keadaan Hutan Indonesia Periode 2000-2009"
3. www.bps.go.id
4. www.hutanitu.id
5. www.harihutan.id


Saturday, August 29, 2020

Listrik, Nyala Terang Harapan Indonesia

 
Anak-anak Belajar dengan Pelita di Desa Silawan, NTT via Youtube

Puluhan tahun sejak negeri ini merdeka, pelita atau mungkin lebih dikenal dengan lampu sentir menjadi penerang ribuan desa di pelosok negeri ini. Meski nyalanya terbatas, pelita menjadi teman setia di tengah gelap gulitanya malam bagi anak-anak desa di daerah 3T yang ingin belajar.

Listrik menjadi sesuatu yang amat dinantikan bagi ribuan desa yang belum teraliri listrik. Selama ini, mereka pasrah berteman gelap gulita ketika malam. Setidaknya, lebih dari 12 ribu desa belum merasakan listrik hingga akhir 2014. Jumlah itu kini jauh berkurang hingga tersisa 433 desa saja di akhir tahun 2019, dimana 325 desa di antaranya berasal dari Papua.

Adanya listrik memang mengubah kehidupan ekonomi masyarakat. Jika biasanya malam hari terbatas melakukan sesuatu karena minimnya penerangan, kini masyarakat bisa melanjutkan aktivitas hingga larut karena adanya aliran listrik sepanjang malam selama 24/7 seperti yang dialami Bernadthe Seuk (43), pengrajin tenun di Desa Silawan, sebuah desa di perbatasan Timor Leste yang baru merasakan adanya listrik tahun 2018 lalu.

“Dulu sebelum ada listrik saya menenun di siang hari, kalau malam duduk-duduk, cerita-cerita sampai jam 10 lalu tidur karena ndak ada listrik” Terangnya. “Sekarang saya bisa menenun di malam hari karena sudah terang” Katanya melanjutkan.

Selain itu, hadirnya listrik juga memberikan semangat baru terutama bagi anak-anak untuk belajar di malam hari seperti yang dirasakan oleh anak-anak di Desa Ampas, sebuah desa tertinggal di Papua. Anak-anak di sana terpaksa belajar di tengah remangnya pelita penerangan yang tidak baik untuk mata mereka. Namun, keadaan terpaksa itu harus mereka lakukan, terutama saat menghadapi ujian di sekolah. Sejak hadirnya listrik di desa mereka, kini kondisi berubah. Mereka bisa lebih semangat belajar di malam hari dengan kondisi terang.

----- 

Tantangan dalam Menerangi Indonesia

 
Rasio elektrifikasi hingga akhir 2019 lalu tercatat hampir 99%. Meski belum sempurna 100% untuk menerangi Indonesia, pemerintah telah berupaya secara maksimal agar tak ada lagi desa yang masih gelap gulita. Realita bahwa negera kita merupakan negara kepulauan terbesar dengan berbagai bentuk muka buminya memang memberikan tantangan tersendiri.

Menurut PLN, salah satu tantangan yang menjadi kendala untuk mengaliri desa-desa yang sampai saat ini belum teraliri listrik adalah karena kondisi desa-desa tersebut yang memang sangat terpencil atau bahkan terisolir.

Kontur wilayah Indonesia yang berupa gugusan pulau-pulau kecil memberikan keadaan yang unik antar daerah dalam mengaliri listrik. Tidak seperti di Pulau Jawa-Bali yang bisa dipasang jaringan listrik untuk menjangkau seluruh area, wilayah pulau-pulau kecil ataupun daerah terisolir membutuhkan pilihan tersendiri, baik berupa PLTMH, PLTD, Tenaga Surya atau bahkan Tabung Listrik untuk memenuhi kebutuhan listrik di wilayah tersebut.

-----

Nyala Terang Harapan Indonesia

 
Mengaliri listrik ke seluruh pelosok negeri merupakan wujud pemerataan pembangunan sebagai amanat untuk melanjutkan cita-cita UUD 1945. Selama ini, pembangunan lebih terpusat di Pulau Jawa dimana konsumsi energi listriknya saja mencapai 71,98% dari total konsumsi energi listrik secara nasional pada tahun 2018. Padahal, semua memiliki hak yang sama dalam pemerataan pembangunan.

Menerangi Indonesia melalui pemerataan listrik adalah menyalakan harapan bagi mereka. Mengubah gelap gulitanya malam-malam mereka, menjadi malam yang terang benderang. Seterang harapan yang kini coba mereka ukir untuk masa depan Indonesia, seraya tersenyum, “Saya senang karena sudah terang” ucap Bernadethe Seuk (43).

“Kayak mimpi yang tidak terbayangkan sebelumnya. Lebih terangnya, sampai jalan terang juga” Senyum Martha, Pengrajin Tas Tradisional di Teluk Sumbang. Itulah yang dirasakan oleh masyarakat di Desa Silawan, NTT, Desa Ampas, Papua, Desa Long Apari, Desa Long Beliu, Desa Merabu dan Desa Teluk Sumbang, Kalimantan Timur. (BS)

-----
Referensi :
1. Video "Fajar di Desa Terdepan Bangsa" dan "Nyala di Seluruh Penjuru Negeri" dari channel Youtube Presiden Joko Widodo
2. Video Akuo Energy MCAI Project in Indonesia
3. IESR. Status Energi Bersih Indonesia. 2019
4. Katadata.co.id. Terkendala Infrastruktur dan Energi, 433 Desa Belum Teraliri Listrik. 2020
Terkendala Infrastruktur dan Energi, 433 Desa Belum Teraliri Listrik

Artikel ini telah tayang di Katadata.co.id dengan judul "Terkendala Infrastruktur dan Energi, 433 Desa Belum Teraliri Listrik" , https://katadata.co.id/happyfajrian/berita/5e9a41f6be793/terkendala-infrastruktur-dan-energi-433-desa-belum-teraliri-listrik
Penulis: Dimas Jarot Bayu
Editor: Happy Fajrian
Terkendala Infrastruktur dan Energi, 433 Desa Belum Teraliri Listrik Artikel ini telah tayang di Katadata.co.id dengan judul "Terkendala Infrastruktur dan Energi, 433 Desa Belum Teraliri Listrik" , https://katadata.co.id/happyfajrian/berita/5e9a41f6be793/terkendala-infrastruktur-dan-energi-433-desa-belum-teraliri-listrik Penulis: Dimas Jarot Bayu Editor: Happy Fajrian

Artikel ini telah tayang di Katadata.co.id dengan judul "Terkendala Infrastruktur dan Energi, 433 Desa Belum Teraliri Listrik" , https://katadata.co.id/happyfajrian/berita/5e9a41f6be793/terkendala-infrastruktur-dan-energi-433-desa-belum-teraliri-listrik
Penulis: Dimas Jarot Bayu
Editor: Happy Fajrian

Tuesday, August 11, 2020

Pengalaman Mengurus Pensiun Janda Ibu di Taspen

Hari Tua via freepik.com

Bulan Agustus.

Bulan ini menandakan 6 bulan setelah Bapak meninggalkan kami. Secepat itu waktu berlalu. Entah bagaimana ibu melewati hari-harinya sekarang ini.

Kemarin, saya baru saja menemani ibu mengurus pengajuan pensiun jandanya di kantor Taspen pusat yang belokasi di Cempaka Putih. Ini kali ketiga saya menemani ibu kesini. Sebelumnya kesini sekitar akhir Januari sebelum pandemi COVID 19 ini mewabah.

Saya merasa bersyukur kedua orang tua mendapatkan pensiun tiap bulannya sehingga jaminan biaya hidup hariannya di hari tua terjamin. Bapak bukan PNS ataupun pegawai BUMN. Pensiun yang didapat Bapak berasal dari baktinya sebagai veteran pejuang kemerdekaan yang baru diurusnya sekitar 15 tahun yang lalu. Alhamdulillah, sejak itu tiap bulannya Bapak selalu mendapatkan uang pensiun atau jaminan hari tua hingga saat ini.

Sempat berpikir, ternyata memang penting sekali kita mempersiapkan dana untuk jaminan hari tua kita nantinya. Tidak melulu melalui Taspen tentunya. Saat ini ada banyak sekali bentuk untuk tabungan pensiun yang bisa kita persiapkan.

Besar uang pensiun yang diterima Bapak tidak besar. Seharusnya cukup untuk biaya hidup dan makan kedua orang tua, tanpa kebutuhan lainnya yang seharusnya tidak perlu. Sejak awal menerima hingga saat ini, besar uang pensiun yang diterima Bapak pun naik. Nilai yang tertera di SK saat awal menerima pun terasa kecil sekali untuk saat ini. Maklumlah, inflasi memang menggerus nilai mata uang perlahan. Namun, golongan pensiun veteran yang Bapak terima memang bukan main-main. Pasalnya, Bapak  merupakan penerima pensiun Veteran Golongan A, mungkin salah satu golongan paling tinggi.

Beberapa tahun lalu sejak masih kuliah S1, kalau tidak salah saya masih menjadi hak ahli waris dari penerima manfaat pensiun veteran Bapak. Jaminan kesehatan melalui askes pun diterima. Saat ini, statusnya hanya ibu saja.

-----
Sejak kepergian Bapak di Januari lalu, Ibu perlu ke Taspen untuk lapor diri menyampaikan berita kematian Bapak.

Tak lama setelah lapor diri, sebagai penerima pensiun Janda ibu mengurus berkas mengenai berita kematian Bapak untuk mendapatkan uang duka. Besarnya sekitar sekian juta. Saya mungkin tidak akan menyebutkannya secara langsung disini. Setidaknya uang tersebut cukup untuk biaya tambahan tahlilan yang digelar selama 7 malam sejak kematian Bapak.

Kemudian, setelah berita kematian disampaikan akan didapatkan surat mengenai pensiun terusan.

Jika seseorang penerima pensium dari Taspen meninggal dunia, maka janda/duda/ahli waris akan menerima pensiun terusan yang besarnya sama dengan pokok pensiun yang diterima sebelumnya selama 6 bulan sejak kematiannya.

Begitupun yang didapat Ibu. Sejak Februari hingga Juli kemarin, Ibu menerima pensiun terusan dengan pokok pensiun sama dengan yang diterima Bapak.

Awalnya sempat bingung karena besarannya berbeda. Ternyata, adanya dana kehormatan yang sudah tidak lagi diberikan karena almarhum Bapak telah tiada.

Nah, kemarin di awal Agustus ini saya menemani Ibu untuk mengajukan pembayaran pensiun Jandanya. Jika sebelumnya Ibu mengambil uang pensiun bulanan di rekening Bapak sebagai pensiun terusan, sejak bulan ini sudah berhenti. Makanya perlu diurus pensiun jandanya agar bulan ini mulai diberikan.

Sebelum ke Taspen, ada beberapa persyaratan yang perlu dilengkapi untuk pengajuan pembayaran KLIM pensiun Janda/Duda diantaranya :
  1. Formulir pengajuan pembayaran
  2. Formulir SPTB yang ditandatangani lurah
  3. Rekening Tabungan
  4. KTP
  5. Pas Foto
  6. KARIP Bapak
Di masa pandemi ini, pelayanan Taspen tetap buka namun dengan protokol kesehatan yang berlaku. Di gerbang sebelum masuk ke area, dicek suhu tubuh meskipun kita berada di dalam mobil. Kemudian sebelum memasuki gedung layanan, di lobby di cek kembali suhu tubuh dan dipersilakan untuk mencuci tangan di wastafel yang tersedia.

Di dalam pun kondisinya sama. Kursi antrian dibuat berjarak.

Sejauh ini pelayanan Taspen memang oke seperti pelayanan di Bank pada umumnya. Ramah, cepat dan jelas alurnya.

Saya dan Ibu tiba di Taspen sekitar pukul 11 siang, alhamdulillah sebelum istirahat siang sudah selesai semua prosesnya.

Loket A untuk informasi
Loket C untuk pengajuan KLIM

Ibu mengantri untuk panggilan di loket C. Stafnya ramah menjelaskan. Ibu diberikan bukti untuk proses pembayaran pensiun yang akan diproses di hari esoknya dan stafnya memberitahu bahwa besok sore InsyaAllah dana pensiun sudah masuk ke rekening. Selain itu, Ibu juga mendapatkan KARIP yang baru atas nama dirinya.

Jumlah pensiun Janda yang diterima ibu tiap bulannya Alhamdulillah lebih dari cukup. Ia menuturkan bahwa ia sering menemui orang-orang yang mendapatkan pensiun yang lebih kecil dari yang akan ia dapatkan tersebut. Itu yang seharusnya membuatnya lebih bersyukur.

-----
Teringat kembali mengenai salah salah satu tujuan finansial planning yang salah satunya bisa untuk pensiun. Apakah untuk pensiun hari tua atau pensiun dini jika memang dirasa cukup dana yang dimiliki. Seperti yang dilakukan seorang Raditya Dika yang bercerita di beberapa podcastnya mengenai rencananya untuk pensiun dini, dan akhirnya saat ini dana pensiunnya telah tercapai.

Yuk, mumpung masih muda mari kita persiapkan dana pensiun hari tua kita!

Thursday, July 30, 2020

Belajarlah di Luar Negeri untuk Kembali Membangun Indonesia

Beasiswa StuNed MAB Talks
Beasiswa StuNed via Indy Hardono

Melanjutnya pengalaman yang didapat dari serial MAB Talks yang diadakan awal bulan ini, sempat tertunda karena beberapa hal.

Setelah sebelumnya membahas mengenai Life after Campus dan Engineering Career, kali ini adalah sesi tentang scholarship sharing. Awalnya kepikiran ingin mengundang salah satu teman yang mendapatkan LPDP, tetapi rasanya terlalu mainstream. Akhirnya, pilihan pertama mengundang kembali Bu Indy Hardono, salah satu alumni FTUI yang saat ini menjadi koordinator tim Beasiswa StuNed.

Lalu, kepikiran ingin menghadirkan satu orang tambahan dari sisi awardee agar didapat dua sisi pandangan. Atas rekomendasi seorang teman, junior di Teknik Elektro ternyata ada yang mendapatkan beasiswa dari USAID Prestasi. Namanya Maryam Muthiah, Teknik Elektro 2011.

Akhirnya, lengkaplah formasi pembicara sesi Scholarship Sharing ini yang menurut saya lain daripada sesi sharing lainnya.

----
Sabtu pagi itu, 4 Juli 2020 serial MAB Talks Special sesi 3 dilangsungkan dengan pembicara Bu Indy Hardono dan Maryam Muthiah.

Sekilas mengenai pembicara :
  • Bu Indy Hardono, alumni TGP'86. Saat ini beliau adalah ketua tim Beasiswa StuNed. Beliau merupakan kolumnis di Kompas. Baru saja menerbitkan buku berjudul Eureka di Negeri Seberang.
  • Maryam Muthiah, alumni Teknik Elektro 2011. Mendapatkan Beasiswa dari USAID Prestasi di Bidang Renewable Energy di University of Illinois, Urbana-champaign. Saat ini bekerja sebagai Renewables Energy Technical Specialist di NZ-MATES

Indy Hardono MAB TalksMaryam Muthiah MAB Talks

Itulah mengenai pembicara yang sharing dalam sesi MAB Talks ini. Sebelumnya, Bu Indy pernah sharing di Rumah Inspirasi MAB, namun sesi kali ini terasa begitu special dan penuh semangat. Sebagai moderator, saya belajar banyak dari mereka berdua.

Berikut apa yang mereka sampaikan yang bisa saya rangkum.

Satu hal yang saya ingat dari Bu Indy adalah sebelum kita memulai untuk melanjutkan kuliah di luar negeri, kita harus menemukan tujuan kita kesana untuk apa.

Belajarlah di luar negeri untuk kembali pulang Membangun Indonesia


Beliau membuka dengan mengutip perkataan Prof. BJ Habibie "Berawal di akhir, dan berakhir di awal". Your destination is your starting point.

Saat ini, begitu banyak beasiswa untuk studi ke luar negeri. Ada LPDP, stuNed, Fullbright, AAS, Erasmus, Chevening, dll.

Kira-kira, tipe orang seperti apa yang akan terpilih?
Mereka biasanya Motivated, Prepared and Persistent.


Mengapa masih banyak yang gagal?
  • Deadliners
  • Dokumen tidak lengkap
  • Tidak mengikuti instruksi yang diberikan
  • Mispersepsi dan keliru tentang kriteria yang dibutuhkan

Apa yang harus dilakukan ?
  • Mencari informasi dari sumber terpercaya
  • Melakukan riset
  • Persiapkan diri dengan baik

Beberapa persiapan yang perlu dilakukan :
  • English Profiency (IELTS, TOEFL)
  • CV
  • Motivation statement
  • Employer statement
  • Reference letter

Menurut Bu Indy Hardony, ketika apply scholarship itu ibarat fulfilling requirement dan meeting criteria. Kita harus tahu tiap beasiswa requirement yang dibutuhkan apa saja, diberikan oleh siapa dan untuk siapa, prioritas areanya kemana.

Sehingga, apa yang perlu dilakukan ketika akan apply sebuah beasiswa?

Persiapan Apply Beasiswa S2 Luar Negeri
Persiapan Apply Beasiswa S2 Luar Negeri via Indy Hardono

Scholarship is not only about how and what, but it also about why.
Why is about motivation. Application is about you, not others.

-----

Selanjutnya dari paparan Maryam Muthiah

Dengan esensi yang sama seperti dimulai oleh Bu Indy Hardono, kali ini Maryam memulai dengan mengutip quote  dari Pramoedya Ananta Toer : "Orang bilang ada kekuatan-kekuatan tak terduga yang bisa timbul pada samudera, pada gunung berapi, dan pada pribadi yang tahu benar akan tujuan hidupnya"

Start from the End. Memulai dari akhir.

Start with Shy Simon Sinek
Start with Shy Simon Sinek via Maryam Muthiah

Mengutip Simon Sinek dengan "Start with Why"
Why untuk menemukan tujuan
How untuk mengetahui prosesnya dan
What untuk mengetahui apa yang dilakukan

Kemudian kita perlu Define Goal dalam jangka pendek ataupun jangka panjang.

Ketika kita ingin melanjutkan studi S2, sebenarnya itu hanyalah tujuan jangka pendek yang ingin kita capai. Kita harus menemukan sebenarnya apa tujuan jangka panjang dari hidup kita. Setelah S2, lalu apa? Studi S2 hanyalah bagian dari anak tangga kehidupan kita, bukan tujuan hidup.

Bagaimana mempersiapkan diri untuk mendapatkan Beasiswa S2?
  1. Mapping the plan meliputi fokus pada program yang kita minati, mencari sebanyak mungkin informasi yang dibutuhkan hingga membuat target dan timelinenya sendiri.
  2. Mastering the preparation meliputi persiapan bahasa inggris (TOEFL, IELTS), persiapan keuangan misalkan untuk bayar biaya pendaftaran dahulu, tes IELTS, mentorship dengan orang yang pernah mendapatkan beasiswa untuk memberikan feedback aplikasi kita, dan cari peer grup yang memiliki tujuan sama agar bisa terus semangat karena atmosfernya sama.
  3. Mastering the Application meliputi Memahami beasiswa yang akan dipilih (pihak pemberi beasiswa, tujuan, prioritas), mengekplor diri kita mulai dari pengalaman hingga rencana masa depan, dan terakhir hubungkan apa yang kita punya (pengalaman, rencana) dengan program beasiswa yang ditawarkan.
  4. Paling penting: Review, Review and Review!

Mengutip Steve Jobs "Don't be afraid to ask for Help!"

No matter how hard and impossible it is, never lose sight of your goal (Monkey D Luffy)


Success in not final. Failure is not fatal: It is the courage to continue that counts. (Winston Churchill)


-----

Semoga rangkuman ini bisa bermanfaat.

Apabila ada hal lebih lanjut yang ingin ditanyakan, silakan tinggalkan komentan atau hubungi saya melalui kolom kontak yang tersedia.

Salam,
@bamsutris

Pawai Bebas Plastik 2020 : Pawai Kolaborasi Tolak Plastik Sekali Pakai

Pawai Bebas Plastik 2020
Pawai Bebas Plastik 2020

Pawai Bebas Plastik 2020 baru saja usai. Akhir pekan kemarin, 25-26 Juli 2020 menjadi perayaan puncak Kolaborasi Pawai Bebas Plastik 2020 yang digelar secara daring. Setidaknya ada sekitar 117 komunitas yang mendukung dan berkolaborasi dalam kegiatan ini.

Ada 3 tuntutan yang diajukan yaitu : (1) Mendorong pemerintah untuk melarang penggunaan plastik sekali pakai; (2) Mendorong pemerintah untuk memperbaiki sistem tata kelola sampah; dan (3) Mendorong produsen dan pelaku usaha untuk bertanggung jawab atas sampah pasca konsumsi.

Awal Juli tahun ini ditandai dengan selebrasi bahwa Pemerintah Provisi DKI Jakarta siap untuk menerapkan aturan penggunaan plastik ramah lingkungan yang berlaku di lingkungan DKI Jakarta ditandadi dengan Pergub no. 142 Tahun 2019 tentang penggunaan kantong belanja ramah lingkungan. Sebelumnya, Bali merupakan provinsi pertama yang menerapkan aturan ini. Beberapa kota di Indonesia pun telah menerapkan aturan serupa seperti Banjarmasin, Bogor, dan Depok.

Meskipun aturan pelarangan penggunaan plastik sekali pakai kian meluas, nyatanya penggunaan plastik sekali pakai di masyarakat masih tergolong tinggi. Aturan yang ada masih sebatas tertuju pada kalangan retail saja, belum menjangkau ke kalangan masyarakat yang lebih luas.

Monday, July 27, 2020

Belajar Zerowaste dari Siska Nirmala, Penggiat Zerowaste Lifestyle yang Senang Berpetualang

Gaya hidup hijau atau ramah lingkungan seharusnya bukan sekedar omongan belaka. Seseorang yang memiliki pengetahuan dengan background pendidikan di bidang lingkungan bukan berarti telah menerapkan gaya hidup hijau dan ramah lingkungan. Nyatanya, banyak yang hanya sekedar ilmu tanpa penerapan di kehidupan nyata. Begitu pula bagi penggiat lingkungan, tak sedikit yang hanya sebatas ucapan semata.

Serial diskusi online yang dilangsung oleh Teens Go Green Indonesia pada Jum'at lalu mengenai Gaya Hidup Tanpa Plastik sedikit banyak kembali membuat saya merenung. Sejauh mana gaya hidup hijau yang sudah saya coba terapkan? Apakah hanya sebatas ucapan ataukah memang sudah pada tahap konsistensi?

Menyadari dalam keseharian ternyata lebih banyak excuse dan pembenaran untuk menerapkan gaya hidup hijau ini. Rasanya juga tanpa ada effort untuk benar-benar serius menerapkannya dalam keseharian. Sesi diskusi online bersama Mbak Siska Nirmala, seorang penggiat Zerowaste Lifestyle yang kebetulan senang berpetualang dengan akun instagramnya @zerowasteadventure kembali menyadarkan saya untuk mulai kembali secara pelan-pelan menerapkan Zerowaste Lifestyle di kehidupan sehari-hari.


Monday, July 20, 2020

Webinar #7DaysZeroPlastic : Gaya Hidup tanpa Plastik

Webinar Zero Plastik Teens Go Green Indonesi
 
Teens Go Green Indonesia mempersembahkan :

Setelah sepekan lalu Teens Go Green mengajak kalian untuk ikutan #7DaysZeroPlasticChallenge yaitu menumbuhkan kebiasaan untuk gaya hidup minim plastik tiap harinya, nah kali ini kita mau adain diskusi langsung bersama pakarnya nih.

Simak info berikut ya.

Webinar #7DaysZeroPlastic : Gaya Hidup tanpa Plastik

Pembicara : Siska Nirmala, @zerowasteadventure (Pegiat Zero Waste Lifestyle)

Selain Kak Siska yang akan sharing mengenai bagaimana sih tips n trick untuk menerapkan gaya hidup minim sampah, juga akan ada sharing singkat dari para peserta #7dayszeroplasticchallenge yang telah berjalan pekan lalu.

Kapan sih acaranya? Catat tanggal dan waktunya ya!
Jum'at, 24 Juli 2020, pukul 15.30 WIB

Kalian bisa daftar di link bit.ly/WebinarZeroPlasticTGG

Diskusi akan dilaksanakan via platform Zoom Meeting Online (terbatas untuk 100 peserta dan mendapatkan Free E-certificate)

Bagi yang tidak kebagian untuk masuk ke room Zoom Meetingnya, bisa lihat sesi diskusinya via Youtube Teens Go Green Indonesia ya!

Jangan lupa untuk follow akun @teensgogreen.id serta subscribe channel youtube Teens Go Green Indonesia ya untuk mengikuti acara ini!

Sampai Jumpa Jum'at nanti!

#GayaHidupTanpaPlastik #GayaHidupMinimSampah #zerowastelifestyle #TolakSekaliPakai #pawaibebasplastik #byeplastic #plasticfreejuly
Connect