Friday, April 14, 2017

Review Film Leap (Ballerina) : Sejauh Mana Kau Hidup dengan Mimpi-Mimpimu!


What will you be in the future?

Setiap pasti memiliki mimpi, tetapi sejauh mana kita menjadikan mimpi itu sebagai bagian dari hidup kita?

Film Ballerina mengisahkan tentang seorang Felicie seorang anak yatim piatu yang tinggal di sebuah panti Asuhan. Felicie memiliki impian untuk menjadi seorang penari balet professional. Impiannya itu hanya bisa diraih dengan belajar di Opera House yang terletak di Kota Paris.

Kondisi panti asuhannya yang tidak mendukung impiannya tersebut, membuatnya melarikan dari dari panti asuhan bersama seorang sahabat dekatnya, Victor yang juga bermimpi ingin menjadi seorang penemu.

Tiba di Kota Paris, Felicie terpisah dengan Victor sehingga membuatnya kebingungan seorang diri. Di tengah keletihan ia menemukan gedung Opera House seperti di foto yang diberikan Victor. Apakah impian Felicie akan berjalan mulus setelah ia menemukan gedung Opera House?

Rupanya tidak. Felicie mencari acara agar ia bisa belajar di Opera House. Ia berbohong dengan mencuri surat rekomendasi Camile, anak majikan dimana Odete bekerja sebagai pembantu. Kebohongan lambat laun akan terungkap. Akhirnya, Felicie ketahuan bahwa ia berbohong dengan mengaku sebagai Camile.

Felicie memiliki potensi yang luar biasa ditambah keteguhan dan komitmen dirinya untuk menggapai impiannya tersebut. Ia dilatih oleh Odete yang merupakan mantan penari professional bahwa menari harus dari hati.

Pada sesi penentuan untuk menentukan siapa yang akan menari bersama Rosita di Opera House, apakah Felicie atau Camile, Felicie kalah. Ia tidak siap. Mengapa?

Semalam sebelumnya saat Odete menyarankan dirinya untuk berlatih dan istirahat yang cukup, Felicie lebih memilih ajakan temannya di Opera House yang mengajaknya berkencan. Tawaran Victor saat itu pun tak diindahkannya. Akhirnya ia terlambat datang ke Opera House dan tidak siap pada sesi penentuan tersebut.

Felicie dipaksa kembali ke panti asuhan tempat ia dirawat sejak kecil. Semangatnya hilang. Namun, ia ingat akan ibunya. Ia bangkit dan menjadikan impiannya itu sebagai bagian dari kesehariannya. Bahkan, penjaga panti asuhan yang dulu melarangnya untuk kabur pun mengantarnya hingga ke Opera House.

Sesi Camile dan Rosita rupanya tak berjalan mulus. Tak ada ikatan emosi di antara mereka. Hingga Felicie datang dan mengajak Camile untuk duel. Di akhir duel, Coach menanyakan mengapa kamu menari?

Felicie menjawab bahwa menari adalah bagian dari hidupnya sejak kecil. Menari adalah impiannya. Ia ingin menari di Opera House. Camile pun berbesar hati menerima kekalahannya atas Felicie.

Kisah Felicie dalam Ballerina menurut saya sarat akan pesan pembelajaran bagi kita para pemimpi yang ingin mengejar impiannya. Sejauh mana kita ingin mengejar impian kita? Sudahkan impian tersebut kita jadikan sebagai bagian dari keseharian kita?

Meski jalan menuju impian tidaklah mudah, akan selalu ada haling-rintang yang menghalangi langkah kita menuju impian tersebut. Yang kita perlukan sejauh mana tekad kita untuk menaklukan semua rintangan yang menghalanginya?
Kita pun harus yakin bahwa kita bisa meraih impian tersebut. Keyakinan adalah modal utama untuk memaksa diri belajar lebih serius untuk mempersiapkan diri kita menggenggam impian.
Kadang, kita sering terlena saat selangkah lagi kita gapai impian kita. Merasa persiapan kita sudah sangat cukup. Tetaplah bersahaja dan terus menerus berlatih hingga kita benar-benar telah menggapai impian kita.
Kegagalan adalah pilihan yang sering tidak kita kehendaki. Padahal, kegagalan adalah pilihan yang baik untuk kita belajar refleksi diri dari kesalahan yang telah kita lakukan. Apa saja persiapan yang kurang? Apa saja hal yang perlu diperbaiki?
Jangan pernah berlarut-larut dalam kegagalan. Belajarlah untuk bangkit sendiri. Belajarlah untuk menemukan motivasi tersendiri agar kamu bisa bangkit dari kegagalanmu lebih cepat.
Terakhir, teruslah jadikan impianmu sebagai bagian dari hidupmu! Bermimpilah dan hidup bersamanya!


Catatan : Film ini sangat recommended untuk ditonton, dengan latar belakang Kota Paris di tahun 1879 saat menara Eiffel belum jadi. Dikemas dengan cerita dan alur yang sederhana, namun sarat pesan dan makna.


Tags :

bm
Created by: Bambang Sutrisno

Lelaki biasa penggiat lingkungan dan kepemudaan. Sedang menumbuhkan arti proses, konsistensi, dan kebermanfaatan dalam hidupnya.

Post a Comment

Connect