Monday, August 17, 2015

Sebuat Catatan Perjalanan : Merawat Semangat Kemerdekaan di Negeri Tetangga Indonesia


Hari itu, Minggu, 17 Agustus 2014. Tepat setahun lalu dari hari ini. Kegiatan diliburkan, tidak seperti kemarin yang penuh dengan program. Pagi-pagi aku sudah bersiap, berkoordinasi dengan rekan-rekan Indonesia-ku. Persiapan singkat semalam semoga cukup untuk mempersembahkan semangat perjuangan dalam meraih kemerdekaan bangsa kami, meski kami di sini hanya sebagai tamu.

Hari itu aku sedang berada di Universiti Kebangsaan Malaysia, Malaysia untuk mengikuti sebuah program kepemudaan di tingkat ASEAN. Posisiku dalam program tersebut sebagai mentor tamu untuk mempresentasikan project yang kujalani. Hanya sepuluh hari aku akan bergabung. Namun, rasanya seperti kembali lagi mengikuti program yang kujalani setahun sebelumnya di 2013 (Baca : We Proud to Be Indonesian!)

aku (kanan) dan Gayuh (kiri) sebagai pengibar bendera
Pagi itu, setelah siap dengan semua persiapan yang relatif singkat, kami memanggil teman-teman ASEAN kami. Ada 10 anak muda terpilih yang mengikuti program ini. Namun, pagi itu kebanyakan dari mereka masih terlelap di dalam kamar. Maka, pagi itu kami lakukan upacara bendera secara sederhana, tanpa tiang bendera diiringi lagu kebangsaan kami, Indonesia Raya. Aku, Gayuh dan Rahma bertindak sebagai pasukan pengibar bendera, sedangkan lainnya sebagai tim paduan suara.

Teman-teman ASEAN-ku khidmat mengikuti upacara singkat kami, meski terkadang mereka asyik mengabadikan prosesi yang sungguh langka tersebut. Sepanjang aku mengikuti program tersebut di bulan Agustus tahun sebelumnya, ada beberapa hari kemerdekaan yang kami lalui selain Indonesia seperti Malaysia, Vietnam dan Myanmar. Mungkin Bulan Agustus sungguh special untuk dijadikan sebagai hari perjuangan bagi bangsa yang merdeka.

Teman-teman Indonesia
…..

Usai upacara bendera, kami mengadakan perlombaan ala Indonesia. Perlombaan memang tak pernah bisa dipisahkan dari hari kemerdekaan bangsa kami. Perlombaan sebagai  analogi semangat perjuangan para pahlawan dalam mengusir penjajah. Maka di hari itu, kami mengadakan perlombaan dengan peserta teman-teman kami dari negara ASEAN.

Perlombaan pertama yaitu Makan Kerupuk.

Berbeda dari biasanya, perlombaan makan kerupuk kali ini kami mengikatkan beberapa kerupuk dalam satu tali. Kerupuk tersebut dihabiskan secara berkelompok. Kami meminta teman-teman ASEAN kami untuk membentuk kelompok terdiri dari 4 orang.

Teman-teman dari Malaysia, Vietnam, dan Thailand sedang mengikuti lomba makan kerupuk
 Terlepas dari rasa kerupuk yang mungkin asing di lidah sebagian dari kami, perlombaan ini cukup seru dan mengasyikkan. Keceriaan menyelimuti kami pagi itu.

Perlombaan kedua : memasukkan pensil ke dalam botol dikombinasikan dengan jalan balon

Ide ini terlintas begitu saja di kepala kami. Kembali keceriaan menemani perayaan kami, meskipun terbilang cukup sederhana.

Perlombaan ketiga : Mummy

Kami mengkombinasikan perlombaan yang ada dengan trend yang berkembang. Maka, kami memilih mengadakan perlombaan untuk membuat mummy, meskipun dalam hati aku menyatakan tak setuju karena banyak membuang tisu. Aku terpaksa ikut teman-teman.
Membuat Mummy

Perlombaan keempat : The Longest – The Best

Aku melihat perlombaan ini sebagai perlombaan yang paling konyol. Bagaimana tidak, mereka melakukan cara apapun untuk menghasilkan sesuatu yang paling panjang. Kulihat di lapangan berjejer beragam kartu : KTM, KTP, dll.

Membuat the Longest...
Aku merasa bahagia melihat keceriaan teman-teman. Meskipun hari itu adalah bangsa kami yang sebenarnya berbahagia merayakan kemerdekaan. Kami disini merayakan bersama-sama teman ASEAN. Kami berbeda-beda negara, namun tak ada perbedaan yang mampu mengekang senyum keceriaan kebersamaan kami. Dan di program ini, sama seperti tahun sebelumnya, kami coba menghadirkan yang terbaik untuk bangsa. Mencoba mempersembahkan yang terbaik untuk negeri tercinta. Inilah semangat kemerdekaan yang kami coba rawat, meskipun jauh dan tidak berada di negeri tercinta, tetapi Indonesia tetap di hati kami.

Tags :

bm
Created by: Bambang Sutrisno

Lelaki biasa penggiat lingkungan dan kepemudaan. Sedang menumbuhkan arti proses, konsistensi, dan kebermanfaatan dalam hidupnya.

Post a Comment

Connect