Thursday, January 28, 2016

Teens Go Green Indonesia : Cerita Pembuka Tentang Kami


Pengurus Teens Go Green Indonesia
" Menjadi pioneer itu memang sulit, tetapi bila sudah berlajut hingga berganti generasi, kesulitan itu akan terbayar oleh senyuman..."

Minggu, 24 Januari 2016

Ruang rapat besar Yayasan Kehati kembali menjadi saksi. Hampir tiga tahun lalu, di tempat ini pula ikrar itu terbentuk untuk melanjutkan estafet organisasi ini, ketika kami sebagai pioneer yang akan meneruskan bagaimana kelak organisasi ini ke depan.

Hari itu, setelah hampir tiga tahun kami berjuang, agaknya titik cerah mulai menampakkan sinarnya. Kami mulai belajar bagaimana mengelola organisasi ini ke depannya. Pagi itu menjadi awal untuk memulai itu semua, memulai kembali apa yang telah kami impikan dahulu untuk organisasi ini.

-----
Aku duduk di sebuah kursi menyaksikan presentasi yang luar biasa disertai semangat yang menggebu dari para penerus kami. Memberikan masukan yang dirasa perlu. Posisiku kini sebagai penasehat, bukan lagi sebagai penggerak. Kini mungkin waktunya mereka untuk berkreasi membesarkan organisasi ini.

Di sebelahku, Nana, teman seperjuangan yang sama-sama berjuang untuk membesarkan organisasi ini dari awal. Kami berdua sebagai perwakilan dari Dewan Penasehat. Pengalaman kami di kepengurusan pertama hingga merasakan jatuh bangunnya kami sebagai pioneer untuk me-lead organisasi muda menjadikan kami paham dengan detail seluk-beluk organisasi ini.

Kami menceritakan suka-duka kami selama me-lead organisasi ini, lalu di masa-masa independen yang membuat kami jatuh-bangun. Beberapa poin kami highlight untuk diperhatikan dengan baik. Agar tak kembali terulang kesalahan yang pernah kami lakukan. Agar organisasi ini bisa lebih hidup dan berjaya di masa mendatang.

Kami merasa perlu banyak mentransfer knowledge kami. Terkait pengelolaan akun-akun social media, kondisi anggota dan beberapa hal yang membuat kami berbeda dari organisasi anak muda kebanyakan.

-----

Kami memulainya dengan semangat hampir delapan tahun lalu. Kini, kami pun kembali memulai dengan lebih semangat lagi. Wajah-wajah yang happy kembali kami tunjukkan bahwa kami mencintai organisasi ini seperti keluarga kami.

Dan inilah kami. Teens Go Green Indonesia. Semangat berkreasi dan berkarya untuk Indonesia!



Depok, 25 Januari 2016

@bamsutris


ps: Semangat untuk pengurus baru Teens Go Green Indonesia dibawah kepemimpinan Akbar! We will support you, always!

Friday, January 22, 2016

Manusia dan Lingkungan : Menciptakan Keseimbangan Lingkungan Akibat Aktivitas Pertambangan

Tambang Batu Hijau PTNNT
Tambang Batu Hijau PTNNT

Manusia dan Keseimbangan Lingkungan

Lingkungan sangat erat kaitannya dengan keseimbangan yang tercipta di alam. Keseimbangan itu akan menciptakan keharmonisan dalam kehidupan manusia. Lalu, turun temurun hingga ke generasi-generasi berikutnya. Alam dan manusia telah hidup berdampingan saling bermutualisme satu sama lain sejak ratusan abad lalu. Perkembangan jumlah manusia dan peradaban yang terus meningkat dari waktu ke waktu dengan komposisi alam yang tetap menimbulkan permasalahan baru yang kini tengah dihadapi manusia.

Penurunan kualitas alam akibat aktivitas manusia sehingga menyebabkan banyak bencana hingga puncaknya perubahan iklim menjadi fenomena yang hangat diperbincangkan masyarakat global saat ini. Berdasarkan riset terbaru yang dikeluarkan oleh ahi Geokimia dari University of California, Los Angeles menyatakan bahwa usia bumi saat ini adalah sekitar 4,5 Milyar Tahun. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi bumi saat ini sudah cukup tua dan perlu waktu untuk beristirahat untuk mengembalikannya ke kondisi semula.

Waktu kehidupan di bumi yang terus berputar dengan sekitar 7 milyar manusia hidup bergantung padanya membuat bumi kelelahan untuk terus-menerus memenuhi kebutuhan kita. Setiap detiknya manusia terus mengekplorasi kekayaan yang ada di bumi untuk bertahan hidup. Kekayaan hutan yang dikonversi menjadi lahan perkebunan, bukit-bukit yang menyimpan kekayaan mineral, pasir, emas, minyak bumi, gas alam, dsb. Hingga perut bumi yang terus digali untuk diambil minyak dan gasnya. Suka atau tidak suka suatu saat akan tiba saatnya bumi yang kita tempati ini sudah tidak mampu lagi menjadi penopang bagi kebutuhan manusia di bumi.

Sudah saatnya kita sebagai manusia di bumi mulai bebenah memikirkan kelangsungan kehidupan kita di bumi. Menciptakan keseimbangan lingkungan yang selama ini sering terabaikan. Mengembalikan fungsi alam ke keadaan semula. Mungkin generasi-generasi anak cucu kita mendatang yang akan merasakan krisis kekacauan akibat semakin langkanya sumber daya di bumi. Setidaknya kita, manusia yang hidup saat ini bisa mulai melakukan upaya untuk meminimalisir kerusakan sebelum kerusakan alam yang lebih parah terjadi di bumi ini.

Aktivitas Pertambangan dan Kerusakan Lingkungan

Aktivitas pembangunan seringkali menyebabkan kerusakan lingkungan yang menurunkan kualitas lingkungan. Aktivitas manusia seperti pembukaan lahan di hutan untuk pertanian dan pemukiman, aktivitas pertambangan menjadi penyebab adanya kerusakan lingkungan. Akibat  dari aktivitas ini meliputi kondisi fisik, kimia dan biologis tanah yang menjadi buruk, pencemaran oleh logam-logam berat pada lahan bekas tambang, serta penurunan populasi mikroba tanah.

Upaya pelestarian lingkungan agar tidak terjadi kerusakan lebih lanjut perlu dilakukan. Upaya tersebut dengan cara merehabilitasi lingkungan yang rusak. Dengan rehabilitasi tersebut diharapkan akan mampu memperbaiki ekosistem yang rusak sehingga dapat pulih, mendekati atau bahkan lebih baik dibandingkan kondisi semula.

Aktivitas pertambangan telah berlangsung sejak lama. Dalam kurun waktu sekitar 50 tahun, prinsip dasar pengolahan pertambangan relatif tidak ada yang berubah, hanya skala kegiatannya saja yang lebih besar. Adanya mekanisasi peralatan pertambangan menyebabkan skala pertambangan menjadi semakin besar. Apalagi, perkembangan teknologi pengolahan yang semakin pesat menyebabkan aktivitas pertambangan bisa mencapai lapisan bumi jauh di bawah permukaan. Hal ini tentu menimbulkan dampak lingkungan yang sangat besar. Aktivitas ini berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas air dan permukaan tanah.

Pembangunan yang berwawasan lingkungan menjadi kebutuhan penting  demi terciptanya kelestarian sumberdaya alam. Oleh karena itu, sumber daya alam perlu kita jaga untuk kita saat ini dan generasi mendatang. Adanya aktivitas pertambangan ini perlu dilakukan upaya-upaya untuk menjaga keseimbangan lingkungan sehingga tidak terpengaruh akibat adanya aktivitas pertambangan. Selain itu juga untuk mengembalikan kondisi lingkungan seperti sedia kala. Bagaimana upaya-upaya menjaga keseimbangan lingkungan akibat aktivitas pertambangan dilakukan? Bapaimana upaya rehabilitasi agar dampak dan kerusakan lingkungan yang terjadi pasca pertambangan menjadi sangat kecil?

Mengembalikan Kondisi Lingkungan Bekas Tambang

Rehabilitasi di lokasi pertambangan dilakukan sebagai langkah akhir dari aktivitas pertambangan. Hal ini bertujuan untuk penataan lingkungan yang berkelanjutan. Salah satu kegiatan pasca tambang, yaitu reklamasi. Reklamasi merupakan upaya mengembalikan kondisi lingkungan daerah bekas tambang agar berfungsi seperti sedia kala. Program reklamasi tidak berarti akan mengembalikan 100% sesuai kondisi awal, minimal lahan bekas memiliki fungsi yang bisa digunakan oleh masyarakat.

Lahan yang tidak digunakan pasca tambang biasanya dikembalikan fungsinya sesuai kondisi awal atau kondisi lain yang disepakati. Tujuan jangka pendek rehabilitasi adalah membentuk bentang alam yang stabil terhadap erosi. Selain itu juga bertujuan untuk mengembalikan lokasi tambang ke kondisi yang memungkinkan untuk digunakan sebagai lahan produktif. Bentuk lahan produktif yang akan dicapai menyesuaikan dengan tataguna lahan pasca tambang. Penentuan tataguna lahan pasca tambang sangat tergantung pada berbagai faktor antara lain potensi ekologis lokasi tambang dan keinginan masyarakat serta pemerintah. Bekas lokasi tambang yang telah direhabilitasi harus dipertahankan agar tetap terintegrasi dengan ekosistem bentang alam sekitarnya.

Secara umum hal-hal yang harus diperhatikan dan dilakukan dalam merehabilitasi atau mereklamasi lahan bekas tambang yaitu dampak yang ditimbulkan akibat kegiatan pertambangan, proses rekonstruksi tanah, revegetasi ekosistem, melakukan pencegahan air asam tambang, melakukan pengaturan drainase, dan program tataguna lahan pasca tambang.


Proses Rekonstruksi Tanah


Untuk mengembalikan kondisi kontur tanah sesuai kondisi awal perlu dilakukan rekonstruksi tanah. Pada kegiatan ini, lahan yang masih belum rata harus terlebih dahulu ditata dengan penimbunan kembali (back filling) dengan memperhatikan jenis dan asal bahan urugan, ketebalan, dan ada tidaknya sistem aliran air (drainase) yang kemungkinan terganggu. Pengembalian bahan galian ke asalnya diupayakan mendekati keadaan aslinya. Ketebalan penutupan tanah (sub-soil) berkisar 70-120 cm yang dilanjutkan dengan re-distribusi tanah pucuk. Lereng akibat bekas tambang dibaut bentuk teras, selain untuk menjaga kestabilan lereng, diperuntukan juga bagi penempatan tanaman revegetasi.


Proses Rekonstruksi Tanah Bekas tambang
skema rekonstruksi tanah bekas tambang



Revegetasi Ekosistem

Upaya revegetasi dilakukan dengan penanaman kembali tanaman lokal yang mampu beradaptasi dengan iklim setempat. Selain itu, perlu dilakukan pemilihan spesies yang cocok dengan kondisi setempat, terutama untuk jenis-jenis yang cepat tumbuh, misalnya sengon, yang telah terbukti adaptif untuk tambang. Dengan dilakukannya penanaman sengon minimal dapat mengubah iklim mikro pada lahan bekas tambang tersebut. Untuk menunjang keberhasilan dalam merestorasi lahan bekas tambang, maka dilakukan langkah-langkah seperti perbaikan lahan pra-tanam, pemilihan spesies yang cocok, dan penggunaan pupuk.

proses revegetasi lahan bekas tambang (Halmahera, Maluku Utara)
Upaya mengevaluasi tingkat keberhasilan dari program revegetasi ini dapat ditentukan dari daya tumbuh, tutupan tajuknya, pertumbuhan tanamannya, pertumbuhan akar, adanya penambahan spesies pada lahan tersebut, adanya peningkatan humus, efektifitas terhadap erosi, dan fungsinya sebagai filter di alam. Cara-cara tersebut menjadi tolak ukur keberhasilan program revegetasi dari lahan bekas tambang.


Melakukan Penanganan Air Asam Tambang

Pembentukan air asam sering terjadi pada daerah penambangan. Namun, hal ini bisa dicegah dengan melakukan upaya menghindari bahan Sulfida terpapar udara bebas. Pencegahan dilakukan dengan melokalisir danya sebaran mineral sulfida sebagai bahan yang berpotensial membentuk air asam dan menghindari agar tidak terpapar pada udara bebas. Sebaran sulfida kita tutup dengan bahan yang bersifat impermeable seperti lempung. Kita juga menghindari terjadinya proses pelarutan, baik oleh air permukaan maupun air tanah.

Proses produksi air asam angat sulit untuk dihentikan, tetapi dapat kita cegah dampak negatif yang ditimbulkan terhadap lingkungan. Air asam yang terbentuk diolah pada instalasi pengolahan untuk menghasilkan air yang aman untuk dibuang ke dalam badan air. Penanganan ini dapat juga kita lakukan dengan menggunakan bahan penetral seperti batugamping, yaitu dengan cara air asam dialirkan melewati batu gamping tersebut untuk menurunkan tingkat keasaman.

Melakukan Pengaturan Drainase

Adanya drainase pada kawasan bekas tambang harus dikelola secara intensif untuk menghindari adanya efek pelarutan sulfida logam dan juga bencana banjir yang ditimbulkan akan sangat berbahaya yaitu dapat menyebabkan rusak atau jebolnya bendungan yang berfungsi sebagai penampung tailing serta infrastruktur-infrastruktur lainnya. Kapasitas dari drainase harus diperhitungkan sesuai kondisi iklim jangka panjang, kondisi curah hujan maksimum, serta kondisi banjir besar yang mungkin terjadi dalam kurun waktu tertentu.

Arah aliran yang tidak dapat dihindari harus melewati bahan sufida loga dan perlu danya pelapisan pada badan alur saluran drainase dengan menggunakan bahan yang impermeabel. Hal ini bertujuan untuk menghindari adana pelarutan sulfida logam yang berpotensi menghasilkan air asam tambang.

Program Tataguna Lahan Pasca Tambang

Lahan bekas tambang peruntukkan tidak selalu dikembalikan speerti semula. Hal ini sangat bergantung pada ketentuan tata guna lahan di wilayah tersebut. Pekembangan di suatu wilayah mungkin menghendaki adanya ketersediaan lahan baru yang dapat dipergunakan untuk pengembangan kawasan pemukiman atau kota. Sebagai salah satu contoh adalah lahan bekas tambang Bauksit yang telah diperuntukkan bagi pengembangan kota Tanjungpinang. Proses pemilihan spesies untuk revegetasi ekosistem berkaitan juga dengan program tataguna lahan pasca tambang.

pengalihan fungsi lahan bekas tambang untuk pemukiman
pengalihan fungsi lahan bekas tambang untuk pemukiman

Penutup

Aktivitas manusia pada lingkungan pada akhirnya perlu memperhatikan alam sebagai penjaga keseimbangan dan juga penyedia sumber daya alam agar manusia dan alam bisa hidup berdampingan secara mutualisme tanpa saling melukai satu sama lain. Seperti dalam hal aktivitas pertambangan, manusia perlu mengupayakan program-program yang mampu mengembalikan fungsi alam seperti sedia kala agar tetap tercipta kondisi kehidupan yang harmonis.


Referensi :

Arif, I., 2007. Perencanaan Tambang Total Sebagai Upaya Penyelesaian Persoalan Lingkungan Dunia Pertambangan, Universitas Sam Ratulangi, Manado
KPP Konservasi, 2006. Ensiklopedi Bahan Galian Indonesia, Seri Batugamping, Pusat Sumber Daya Geologi, Bandung.
Rahmawaty, 2002. Restorasi Lahan Bekas Tambang berdasarkan Kaidah Ekologi, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.
Widhiyatna, D., Pohan, M.P., Putra, C., 2006. Inventarisasi Bahan Galian Pada Wilayah Bekas Tambang di Daerah Belitung, Babel,  Pusat Sumber Daya Geologi, Bandung
www.ptnnt.co.id

Wednesday, January 20, 2016

Kita (tidak) Berjodoh

Dia bukan Jodohku
Dia (bukan) Jodohku via kaskus.co.id

"Mungkin jodoh kita adalah orang asing yang baru masuk ke kehidupan kita akhir-akhir ini, bukan ia yang telah membersamai kita sepanjang waktu..."

Tak ada yang tahu jodoh kita akan berlabuh bersama siapa, kapan, dan dimana. Semua itu hanya Ia yang mengetahuinya. Hanya waktulah yang perlahan akan menjawab itu semua. Mengungkap semua misteri yang selama ini menghantui pikiran kita. Kita hanya perlu menunggu dan percaya bahwa jodoh kita akan hadir di waktu yang tepat.

Seorang teman merekomendasikan sebuah serial drama Jepang yang berjudul Proposal Dai Sakusen. Berkisah tentang dua orang sahabat Ken dan Rei yang telah bersama sejak dibangku sekolah dasar. Tepat di hari pernikahan Rei, Ken baru menyadari mengapa bukan ia yang berada di sisi Rei saat itu? Mengapa bukan ia yang menjadi pengantin pria yang mendampingi Rei? Bukankah mereka sudah bersama sejak duduk di bangku sekolah dasar?

'Seandainya...'

Begitulah, Ken berpikir seandainya ia memiliki kesempatan untuk kembali ke masa lalu. Di saat penayangan foto memori kebersamaan Rei dan Ken serta ketiga sahabat lainnya saat remaja di sekolah menengah, keajaiban itu datang. Ken sekali lagi memiliki kesempatan untuk memperbaiki kesalahannya untuk mengubah takdirnya di hari ini. Foto demi foto berganti. Ken selalu memiliki kesempatan untuk mengubah kenangan yang ada. Sayangnya, hingga kesempatan itu habis, Ken belum bisa mengungkapkan kepada Rei bahwa ia mencintainya.

Ken menyadari bahwa meskipun ia bisa mengubah masa lalu, ia tetap tidak akan bisa mengubah takdir. Takdir hari ini tetap akan terjadi, meskipun ia berusaha mengubahnya. Yang ia butuhkan hanyalah keberanian untuk menyatakan bahwa ia selama ini memendam perasaan terhadap Rei.

Hingga akhirnya, kesempatan itu datang di hari ini. Di momen pernikahan Rei dengan gurunya tersebut, saat Ken berkesempatan menyampaikan pidato pernikahan kepada Rei dan Suaminya, dengan ragu Ken menyampaikan isi hati yang selama ini ia pendam terhadap Rei. Kenangan itu memenuhi pemikiran Rei hingga ia tersadarkan, "Mungkin ia yang selama ini tidak pernah jujur terhadap dirinya sendiri?"

-----

Dalam kehidupan nyata, kita tak mungkin memiliki kesempatan untuk kembali ke masa lalu. Kecuali lorong waktu ataupun mesin waktu-nya Doraemon benar-benar ditemukan di masa depan nanti. Jodoh kita, siapa pun itu adalah pilihan terbaik yang memang telah dipilihkan khusus untuk kita oleh Sang Maha Kuasa. Tugas kita saat ini sebelum menjemput jodoh yang telah Ia tentukan adalah berikhtiar, memperbaiki diri, memantaskan diri.

Meski sahabat dekatmu pada akhirnya bukanlah orang yang akhirnya akan menghabiskan sisa hidupmu bersamamu nanti, jangan pernah hilang harapan. Kita mungkin tidaklah berjodoh. Bisa jadi pilihan terbaik saat ini sedang Ia siapkan untukmu.

Bagi seorang pria, ia selalu ingin menemukan tempat dimana 'Cinta Terakhir'-nya akan dilabuhkan. Tetapi bagi seorang wanita, hidup bersama dengan 'Cinta Pertama' tentu akan lebih membahagiakan.
Apakah dia (sahabatmu) adalah jodohmu?

Selamat menjemput kebahagiaan...


ps: Semoga kebahagiaan selalu menyertaimu. Semoga menjadi keluarga Sakinah, Mawaddah dan Rohmah untuk sahabat terbaikku. :)

Friday, January 15, 2016

Hidup akan Terus Berjalan

Hidup terus berjalan
Hidup terus berjalan


Usai menunaikan Sholat Subuh di masjid pagi tadi, tiba-tiba terlintas dalam benak


"Waktu akan terus berputar, meski dengan ataupun tanpamu..."


Hampir semalaman terjaga. Ada rasa gelisah yang menghantui sehingga belum juga bisa memejamkan mata. Menjelang pukul 04.00 lewat, adzan Subuh berkumandang merdu, syahdu menentramkan jiwa. Mata mulai terpejam lelap. Godaan untuk tidur memang sangat kuat, tetapi ajakan untuk memenuhi perintah-Nya jauh lebih kuat. Kupaksakan tubuh bergerak melawan kantuk.

Pagi akan tetap datang, meski kau belum siap lantaran terjaga sepanjang malam...
Hari baru akan tetap tiba, meski kau tak siap untuk mengisinya dengan kebaikan-kebaikan... Kehidupan akan tetap berjalan, meski tanpa kau yang tak siap menghadapi kenyataan apa yang akan terjadi di hadapanmu...
Seorang leader harus sudah selesai urusan dengan dirinya sendiri...
-----

No matter what, aku harus sudah selesai dengan diriku sendiri. Tak ada bermalasan. Tak ada leyeh-leyeh karena kantuk. Tak ada alasan klasik karena belum bisa move on. Kita harus hadapi apapun yang terjadi di depan kita.

Pagi tadi, usai menunaikan Sholat Subuh, maka tak ada kesempatan untuk memanjakan tubuh dengan mata terpejam. Aku mulai kembali kebiasaan pagi sebagai awal pembuka hari baru. Ada banyak hal yang bisa kita lakukan pagi ini. Ada beragam kegiatan produktif yang bisa kita manfaatkan ketika pikiran masih segar di pagi ini.

Usai menyelesaikan tilawah beberapa halaman, membaca beberapa artikel, lalu bergegas untuk bersiap lari pagi. Lari pagi membuat sel-sel tubuh awake sehingga terasa lebih segar. Tak ada alasan tak ada teman untuk memulai kebiasaan yang memang baik untuk diri sendiri.
-----

Hari ini aku belajar, selain bagaimana untuk tidak memanjakan diri sendiri karena kebiasaan buruk, juga bagaimana lebih menghargai orang lain. Sebagai masyarakat urban, mungkin inilah yang sering kita lupakan ketika rasa menghargai mulai pudar. Kita seolah sudah terbiasa untuk mengejek, tidak menghargai orang lain, mengabaikan orang lain. Perlakuan kita terhadap orang lain sejatinya adalah cerminan dari perlakuan kita kepada mereka.

Pagi tadi ceritanya membantu seorang teman untuk mengambilkan sebuah dokumen di daerah kebon jeruk melalui jasa ojek online. Tak terduga, ternyata yang memegang dokumen belum ada di tempat, padahal driver ojek sudah tiba di lokasi. Maka, aku berupaya agar urusan ini selesai tanpa membekas. Aku secara terbuka menyampaikan permohonan maaf dan memberikan pilihan apakah bisa di cancel atau Bapak ingin menunggu. Alhamdulillah, Si Bapak driver mengerti sehingga tak ada dendam apapun. kita tak pernah tahu balasan apa yang akan kita temui jika kita tidak menyelesaikan urusan kita di dunia ini. Tiulah salah satu prinsip yang kupegang.

Meski si Bapak hanya seorang driver gojek, aku berusaha untuk tidak menyakitinya dengan membatalkan pesanan tanpa pemberitahuan. Apalagi si Bapak driver sudah sampai di lokasi. Itulah bagaimana kita berusaha menghargai orang lain atau isitilahnya memanusiakan manusia. Bersyukur hari ini diberikan kesempatan untuk melatih mental untuk belajar hal tersebut.

Menjadi seorang leader, kita harus bisa belajar darimanapun. Ayo lebih semangat dan produktif lagi, bams! :)


Depok, 15 Januari 2016
bamsutris

Thursday, January 14, 2016

Catatan Perjalanan : Pesona Alam Sukabumi Bagian Selatan (Part 2)


Teluk Pelabuhan Ratu di Sukabumi bagian selatan seakan menjadi magnet bagi peradaban  pesisir selatan ini. Apalagi, legenda Nyi Roro Kidul yang terkenal konon kabarnya berasal dari kawasan ini. Terlepas dari itu, laut di manapun selalu memberikan keberkahan bagi kawasan di sekitarnya, tak terkecuali kawasan Teluk Pelabuhan Ratu.

Cerita kali ini lebih banyak membahas mengenai pantai yang terletak di kawasan Sukabumi Bagian Selatan, khususnya di wilayah sekitar Teluk Pelabuhan Ratu. Cerita sebelumnya mengenai Pesona Alam Sukabumi bagian Selatan bisa dibaca secara lengkap disini.

Teluk Pelabuhan Ratu selain menjadi magnet bagi perekonomian masyarakat di Sukabumi bagian selatan juga menjadi daya tarik wisata yang sayang untuk tidak dikunjungi jika singgah kesana. Ada beragam pantai yang berjejer di sepanjang Teluk Pelabuhan Ratu. Masing-masing memiliki ciri khas yang membedakan satu sama lain.
-----

Pantai Pejagan dan Perkampungan Nelayan

Hari kedua di rumah Saifan, tak ada rencana untuk pergi kemana pun. Tetapi, saat pagi usai sarapan, Saifan mengajakku ke Pantai yang jaraknya hanya 50 meter dari rumahnya. Ombak dari kejauhan menari-nari. Melewati pematang sawah yang sempit, kami tiba di Pantai Pejagan. Itulah sebutan pantai tersebut. Memang bukan tempat wisata, karena kondisinya yang tidak terawat dengan pasir hitamnya. Bahkan, beberapa tumpukan pasir penambang ilegal pun terlihat di beberapa titik.

Pantai Pejagan menjadi pantai yang menghidupi para nelayan di Kecamatan Cisolok. Perahu-perahu nelayan terlihat berjejer di bibir pantai. Pagi itu, terlihat beberapa nelayan yang bahu-membahu menggiring kapalnya, bersiap melaut menjemput harapan untuk hari itu. Berharap tangkapan ikan akan semakin banyak. Tak jauh dari situ, sebuah dermaga yang belum selesai terlihat memecah ombak. Saifan bercerita harusnya sebagian besar pasir di dalam dermaga sudah dihilangkan sehingga menjadi sandaran kapal-kapal nelayan, sayangnya belum selesai hingga kini.

Tak jauh dari pantai, sebuah pelelalangan ikan menjadi tujuan akhir para nelayan menggantungkan hasil kerja kerasnya seharian. Pantas saja saat tiba selasa malam lalu, Ayahnya Saifan menghidangkan menu ikan bakar yang segar. Lah, pelelangan ikan tak begitu jauh. Beda dengan di Depok yang sangat sulit mencari ikan yang masih segar. Yang ada mungkin ikan yang sudah dua atau tiga hari bahkan seminggu ditangkap.
-----

Puncak Habibi dan Perbatasan Jawa Barat

Siang hari itu, usai paginya mengunjungi pantai Pejagan, aku diajak Saifan berkeliling hingga ke perbatasan Jawa Barat. Kontur alam yang di dominasi perbukitan menjadi daya tarik tersendiri. Laut membentang indah di sisi selatan membatasi jalan, menghadirkan pemandangan yang luar biasa indahnya. Kami berhenti di Puncak Habibi. Itulah sebutan puncak salah satu bukit tempat dimana Pak Habibi pernah melakukan percobaan untuk pesawat terbangnya. Kini kondisi tempat itu tak terawat.

Memandangi laut siang itu dari Puncak Habibie bagiku memberikan ketenangan yang tiada duanya. Puncak ini berdiri menjulang. Laut terbentang luas membiru. Alam memang tak ada tandingannya dibanding ciptaan manusia yang terbatas. Selalu ada decak kagum menyaksikan keindahan ciptaan-Nya. Dari kejauhan, kapal-kapal nelayan terlihat begitu kecil, menyebar di birunya lautan.

Kami bergerak terus ke barat hingga ke perbatasan Jawa Barat. Rumah-rumah mulai jarang. Sejatinya desa terakhir sebelum akhirnya masuk ke Provinsi Banten telah terlewati. Sungai menjadi pembatas provinsi yang jelas. Di kejauhan, birunya laut berkilat-kilat diterpa cahaya matahari.

Puncak Habibie Sukabumi
Teluk Pelabuhan Ratu dari Puncak Habibie (Dok. Pribadi)
-----

Memasak Telur di Cipanas

Cipanas dalam bahasa sunda berarti air yang panas. Cipanas menjadi salah satu objek wisata yang layak dikunjungi yaitu berupa tempat pemandian air panas. Cipanas yang terletak di daerah Cisolok ini tergolong unik karena terletak di daerah pantai dan menyembur membentuk air mancur yang panas. Kabarnya akibat gunung api yang kini tidak aktif.

Air hasil semburan tersebut mengandung belerang sehingga baik untuk mengobati penyakit kulit. Di lokasi disediakan juga tempat pemandian berupa kolam dan juga tempat terapi. Namun, hal yang unik adalah banyak dari pengunjung yang merebus telurnya dari air semburan tersebut. Saking panasnya, kita cukup meletakkan telur diatas air semburan tersebut, maka tak berselang lama telur tersebut akan matang dengan sendirinya.

Cipanas menyembur diantara aliran sungai kecil Cisolok yang bermuara di Teluk Pelabuhan Ratu. Di sekitar tempat pemandian, fasilitas ruang ganti dan bilas serta berbagai penjual souvenir juga sudah ramai memenuhi lokasi wisata. Biasanya saat akhir pekan ataupun hari libur tempat ini menjadi tujuan para wisatawan untuk berlibur.

Tempat Pemandian Cipanas di Cisolok
Tempat Pemandian Cipanas di Cisolok (Dok. Pribadi)
-----

Deburan Ombak dan Pantai di Ujung Senja

Satu hal yang kusuka dari pantai adalah memandangi deburan ombaknya yang bergelung-gelung silih berganti tiada henti. Lalu, tatkala matahari akan beranjak ke peraduannya, senja menyempurnakan deburan ombak untuk menutup hari itu, menjadi tanda untuk segera pulang.

Jum'at sore itu, aku dan Saifan menikmati senja di Pantai Cimaja. Ombaknya tidak tinggi, namun cukup stabil dan bertenaga. Pantai ini terkenal sebagai pantai untuk melakukan surfing. Tak banyak karang yang memecah ombak sehingga sangat cocok menjadi tempat surfing. Senja sore itu sempurna menutup hari kami. Sinar jingga di ufuk barat menyajikan pemandangan yang tiada duanya.

Tak jauh dari Pantai Cimaja, Pantai Citepus pun tak kalah menarik untuk dikunjungi. Sore itu, meski mentari sudah tak tampak lagi, tetapi Pantai Citepus masih ramai dikunjungi pengunjung. Lain lagi dengan Pantai Karang Hawu jika kita bergerak ke arah barat. Di pantai ini sudah ada landmark tersendiri yang menjadikannya berbeda dari pantai sekitarnya. Tulisan besar "Karang Hawu" menjadi penanda yang cukup unik di tepi pantai. Karang besar tempat sesaji dan juga melihat laut dari ketinggian bisa kita jajaki. Masih banyak kepercayaan warga setempat yang menjadikan pantai ini sebagai pantai yang berbau mistik.

Senja di Pantai Cimaja
Pantai Cimaja (Dok. Pribadi)
-----

Kenangan

Indonesia memang negeri yang elok. Tugas kita sebagai warganya lah yang harus menjaganya. Perjalanan kali ini menyisakan kenangan yang tak terlupakan. Tentang Kita dan Alam, tentang persahabatan, tentang keluarga.

Kaki kita akan terus melangkah, menyusuri tempat-tempat baru yang belum pernah kita pijakkan. 
Mata kita akan terus menatap, menyisir pemandangan yang belum pernah dilihat sebelumnya
Hati kita akan terus diniatkan untuk terus berlajar dari alam dan Ciptaan-Nya...

Terus berpetualang!


Depok, Desember 2015
Bams






Wednesday, January 13, 2016

Cerita Tentang Bapak : Pengorbanan yang Tak Pernah Terlihat

Bapak menggendong kakakku saat muda dulu

"Bang, Bapakmu sakit. Dari tadi pagi 'berak darah', Sekarang sampai tidak bisa bangun sama sekali" Di kejauhan Ibu menelepon. "Ini sekarang lagi di Bandung. Semalam ikut ke tempatnya Mbak Nur. Kamu Pulang ya ke rumah nanti sore." Terdengar nada cemas dari getar suaranya.

" Terus sudah dikasih obat, Ma? Lagian, ngapain ke Bandung si Ma?" Nadaku bercampur cemas dan kesal.

Sepanjang pagi itu, entah apa yang kupikirkan. Gerakku lambat sekali. Kakakku berkali-kali menelepon memintaku segera pulang. Adikku tak berhenti mengirim pesan yang membuatku tak bisa berpikir jernih.

Kekhawatiran itu akhirnya pecah. Di kereta, aku hanya menatap kosong dari jendela. Jalan-jalan yang menjauh di belakang seiiring gerak laju kereta. Aku tak berhenti mengucap asma-Nya seraya membaca Al-fatihah. "Engkau Maha Pemberi yang Terbaik untuk Hamba-Nya".
----

Pukul 16.00

Aku tiba di rumah. Melihat tubuh itu kaku tidak bergerak. Terbaring lemah. Namun, berbarengan dengan itu, aku bergegas menuju Mushola menyegerakan Sholat Ashar. Mungkin Do'a adalah yang terbaik yang bisa kulakukan saat ini.

Bapak tidak mau diajak ke Rumah Sakit. Diagnosisku Bapak terkena diare dari gejalanya. Ia butuh banyak cairan sebagai pengganti cairan yang hilang dari tubuhnya. Bila terlambat, maka fatal akibatnya.

Aku diminta mengabari Lek Supi, adik Bapak di Jawa. Dialah adik Bapak satu-satunya yang tersisa. Kakak-kakakku yang lain juga diminta untuk diberitahukan. Kita tidak akan pernah tahu kapan. Kita hanya bisa berharap untuk diberikan yang terbaik oleh-Nya.

Hingga setelah maghrib, akhirnya Bapak dibawa kakak ke Dokter. Dugaanku benar, ternyata Bapak terkena diare. Dokter menyarankan untuk melihat kondisinya terlebih dahulu, bila tidak membaik, maka akan diupayakan untuk di rawat di rumah jika tidak dimungkinkan di rumah sakit.
----

"Tak usah sekolah sekalian jika tak mau disana... " Bentak Bapak ketika aku ragu memasuki sekolah menengah pertama terbaik di kotaku. Aku, satu diantara teman-temanku yang berhasil masuk ke sekolah terbaik. Beradaptasi kembali dengan lingkungan yang asing bagiku. Pilihan itu, jika tidak aku mungkin tak akan pernah bersekolah dan menjadi seperti sekarang. Aku yang dulu pemalu, minder dan tak pernah menyadari bahwa dibalik kekurangan itulah sebenarnya kelebihan yang kupunya.

Bapak mendidikku untuk tumbuh menjadi orang yang apa adanya, selalu ikhlas dan mengalah dalam berbagai situasi. "Akan ada balasan terbaik dari-Nya atas apa yang kita upayakan" Pesannya padaku.

Ah, meski ibu yang selalu bercakap banyak setiap kali aku di rumah. Namun, Bapak lah yang memperhatikanku lebih banyak. Mengkhawatirkanku meski tak pernah ia ungkapkan. Ia yang hanya menatapku dari kejauhan disaat aku datang.
----

Aku tak habis rasa ketika mendengar betapa bangganya beliau bercerita tentang wisuda. Putra satu-satunya yang diwisuda. Putra kebanggaannya selama ini. Putra yang kini menjadi tumpuan dan harapan baginya.

Tetapi, demi melihat tubuh tua renta yang kini terbaring tak berdaya itu, aku berlari menyusulnya. Terlalu banyak pengorbanan yang tak tampak darinya. Terlalu banyak kekecewaan di hatinya karena kami, anak-anaknya. Maka, biarlah kini aku mengganti semua pengorbanan itu.

Kini di usianya yang beranjak senja, hanya kamilah anak-anaknya yang menjadi harapannya. Terima kasih untuk semua pengorbanan Bapak selama ini. InsyaAllah, kami anak-anakmu akan terus menjagamu. Terima Kasih Ya Rabb Engkau masih memberikan kesempatan kepada kami untuk berbakti kepada Bapak.

Depok, 13 Januari 2016
Bams

----
ps: Alhamdulillah, Bapak saat ini sudah lumayan membaik kondisinya. Semoga bisa terus stabil demikian. :)

The Lowest Point : Mungkinkah Kita untuk Bangkit Kembali?

cause allah is always by your side

Aku menyebutnya titik keterpurukan atau the Lowest Point. Disaat diri ini hilang arah, tak bisa membedakan mana benar dan salah, tak ada lagi rasa bersalah, hilang harapan untuk melanjutkan hidup, bahkan ibadah pun dilalaikan. Itulah titik keterpurukan bagiku.

Dalam kesendirian iman kita kadang diuji.

Seberapa taatkah diri kita atau mungkin seberapa munafik kah diri kita? Kesendirian menghadirkan diri kita yang sejati, apa adanya tanpa bumbu kepura-puraan. Aku beberapa kali belajar untuk lepas dari jerat godaan kesendirian yang memabukkan, bahkan menghilangkan iman.

Jika aku terjatuh dalam titik keterpurukan, mampukah aku untuk Bangkit kembali? Ada banyak orang yang mengalami fase ini, lalu hilang semua rasa keyakinan dalam dirinya seolah ia hidup segan mati pun tak mau.

Don't lose hope! Keep fight! Cause Allah is always by your side!

Seberapa pun diri kita terjatuh dalam titik terendah, yakinlah selalu ada Allah di sisi kita. Ia bahkan lebih dekat dari urat nadi kita. Kita selalu memiliki tumpuan untuk kita bersandar di saat kita hilang arah.

Keep fight! Bukan berapa kali kau jatuh dalam titik terendah, fase terpuruk. Tetapi, seberapa banyak kau sanggup untuk Bangkit kembali, menatap masa depan dengan keyakinan yang selalu kau pegang.

Di titik terendah yang mungkin akan kau lalui nanti, yakinlah untuk terus bangkit. Jangan terlalu lama meratap keterpurukan, seolah tak ada lagi harapan. Bangkitlah. Harapan panjang masih terbentang!

p.s. Pengingat diri untuk terus bangkit.

Sunday, January 10, 2016

Hidup Hanya Sekali, Lalu...

hidup hanya sekali
Hidup hanya sekali via osolihin.wordpress.com
Hidup ini mungkin absurd bagi mereka yang tak memiliki arah kemana mereka harus melangkah. Hidup ini bisa jadi sangat menyilaukan dan penuh kesenangan bagi mereka yang lupa bahwa ada bekal yang harus dipersiapkan selama kehidupan ini. Hidup ini mungkin saja gelap dan penuh kesedihan bagi mereka yang memandangnya dengan air mata.

Satu hal yang pasti, hidup ini hanya sekali. Tak pernah akan berulang. Mungkin pula bagi mereka yang mempercayai adanya reinkarnasi bahwa hidup akan berulang kembali. Ya, tetapi hidup setelah reinkarnasi bisa jadi tidaklah sama dengan apa yang dijalani sebelumnya. Totally different! Hal itu mungkin tergantung dengan apa yang dilakukan selama hidup di kehidupan sebelumnya. Artinya hidup walau bagaimanapun tetap hanya sekali dan takkan pernah berulang. Maka dari itu, di hidup yang hanya sekali ini kita harus berusaha melakukan yang terbaik. Be the best we can do!

Kalo kata Fahrizal Muhammad, "Sekali Hidup, Sepenuh Hati". Kita harus bersungguh-sungguh melakukan yang terbaik dalam fase kehidupan yang sedang kita jalani saat ini. Berusaha sepenuh hati mengisi hidup menjadi lebih bermakna. Beda lagi kata Andrias Harefa, "Hidup Cuma Sekali, Mesti Sukses Dong!". Hidup yang hanya sekali ini semestinya tidak kita sia-siakan. Kita harus membuat kehidupan kita menghasilkan kesuksesan.

Meski kita kerap sekali menghadapi berbagai masalah yang menghampiri, membuat kita seakan putus harapan bahwa tak ada lagi kesempatan yang kita punya. Tetapi, tidak seharusnya membuat kita menyerah dan berputus asa dari kehidupan ini. Kita harus terus berjuang. Fight till the end! Kita harus menyelesaikan misi hidup kita sebelum kita kembali, sebelum kita dimintai pertanggungjawabannya.

Jika berhitung, diusia kita yang menginjak bilangan tahun, sudah sejauh mana kita bersungguh-sungguh menjalani kehidupan ini? Sudah sejauh mana usaha yang kita lakukan untuk membuat hidup kita menjadi penuh makna, bermanfaat untuk yang lainnya? Sudah sejauh mana persiapan yang telah kita lakukan sebelum masa kita habis? 

Mari kita memulai untuk menjadikan hidup ini lebih bermakna! 

Depok, 8 Januari 2016
Bamsutris


Ps. Catatan ini menjadi pengingat bagi penulis untuk terus menjadikan hidup ini lebih bermakna. 

Friday, January 8, 2016

Catatan Perjalanan : Pesona Alam Sukabumi bagian Selatan

Kawasan Geopark Ciletuh
Dok. Pribadi
Kabupaten Sukabumi merupakan Kabupaten terluas kedua di Pulau Jawa setelah Kabupaten Banyuwangi di Jawa Timur. Dengan luas lebih dari 4000 km persegi ini, Kabupaten Sukabumi menyimpan pesona wisata yang sungguh mempesona. Bentang alam yang didominasi oleh bukit dan pegunungan dari utara hingga selatan dan dibatasi oleh Samudera Hindia secara langsung di bagian selatan menjadikan Kabupaten Sukabumi menyimpan pesona alam yang tidak terlupakan.

Pekan liburan Natal tahun 2015 ini, aku menghabiskannya di rumah salah seorang teman, lebih tepatnya adik kelas, Saifan, Teknik Perkapalan 2012 yang juga merupakan salah satu penghuni Pondokan MAB. Hari itu, Selasa, 22 Desember 2015, tepat saat hari ibu kami berangkat ke Sukabumi menuju rumah Saifan yang terletak di daerah Pelabuhan Ratu. Untuk mencapai kesana kita bisa menggunakan bis Jurusan Bogor-Pelabuhan Ratu yang didominasi oleh operator bus MGI. Saat ini harga tarifnya sekitar Rp 45,000.

Setelah perjalanan kurang lebih empat jam, kami akhirnya tiba di Terminal Pelabuhan Ratu. Sama seperti terminal kebanyakan, Terminal Pelabuhan Ratu menjadi pusat moda ekonomi Kabupaten Sukabumi bagian selatan. Pasar, Ruko-ruko, pelabuhan, terminal semua menjadi satu. Dari terminal, kami melanjutkan perjalanan ke Kecamatan Cisolok ke arah barat hingga hampir mencapai perbatasan Banten. Cisolok adalah kecamatan terujung dari Kabupaten Sukabumi sekaligus wilayah perbatasan Banten dan Jawa Barat.

Menaiki angkot biru dari Terminal Pelabuhan Ratu menuju Terminal Cisolok, aku dikejutkan dengan bentang alam Kabupaten Sukabumi yang memang mempesona. Pesona Samudera Hindia di kala senja ditambah bukit-bukit yang dibelah oleh jalan menyajikan pengalaman yang tiada duanya. Skeitar hampir satu jam kami menaiki angkot akhirnya kami tiba di terminal Cisolok yang merupakan rute akhir angkot. Kami harus menaiki Ojek untuk mencapai rumah Saifan yang letaknya dekat dengan Pantai Pejagan.
-----

Nelayan dan Ikan Segar

Rumah Saifan terletak tak jauh dari bibir pantai. di kejauhan terlihat perahu-perahu nelayan yang bersandar di bibir pantai. Suara ombak bergemuruh memecah kebisuan. Sebagian besar penduduk kampung tersebut adalah Nelayan. Tak jauh dari situ sebuah tempat pelelangan ikan menjadi tempat yang dituju Nelayan untuk menjual hasil tangkapannya.

Tak seperti di Depok yang jauh dari laut, di sini sangat mudah mendapatkan ikan segar. Malam itu selepas kami tiba, Ayahnya Saifan membelikan kami ikan Tongkol dan membakarnya sebagai santapan makan malam. Perut kosong dipadu dengan kesegaran ikan bakar dan baksound ombak yang menderu membuat semakin lahap menikmati makan malam saat itu.

Di kejauhan bukit-bukit menjulang menambah keindahan panorama. Pantai Pejagan meski tak menjadi tujuan wisata, namun pantai ini menjadi tumpuan penduduk kampung untuk melaut. Kapal-kapal nelayan yang terdampar di bibir pantai menjadi saksi bisu keringat yang tiap hari harus diperas oleh Nelayan. Dermaga yang nampak belum selesai memecah debur ombak menggiring nelayan untuk kembali merapat. berbatasan dengan Pantai Pejagan, Pantai Karang Bong yang juga banyak dipenuhi oleh Kapal-kapal Nelayan.
-----

Surga di Bagian Selatan (1)

Hari pertama rencana perjalanan kami adalah menuju kawasan Geopark Ciletuh. Kami mendapati gambar yang tak biasa saat browsing di internet. Pesona yang memanggil untuk dikunjungi. Pagi itu, dengan menebeng mobil salah seorang teman Ayahnya Saifan, kami berangkat menuju Kawasan Geopark Ciletuh. Perjalanan dari Cisolok menuju ke arah timur menyusuri pantai hingga melewati Pelabuhan Ratu, lalu terus hingga ke selatan memasuki kawasan pegunungan Jampang.

Aku terpesona oleh bentang alam yang menakjubkan. Berkelok tiada henti, sebelah kanan tebing dan sebelah kiri jurang dengan pemandangan yang tiada duanya.melewati kawasan pegunungan ini seakan tiada henti kelokannya. Mungkin bagi pengendara yang belum terbiasa akan kewalahan melalui rute seperti ini. Bahkan bagi penumpang pun wajib mempersiapkan diri agar tidak mabok dalam perjalanan.

Lebih dari tiga jam perjalanan melewati jejeran bukit-bukit di pegunungan Jampang, akhirnya kami tiba di kawasan Geopark Ciletuh. Awalnya kami tidak menyadari bahwa kami telah tiba di kawasan Geopark Ciletuh sebelum akhirnya bertanya kepada penduduk asli sana. Kami pun dibuat kebingungan akan tujuan kami. Apalagi sangat susah mendapatkan sinyal komunikasi untuk mengecek lokasi kami.

Seperti yang kami sebelumnya telah browsing, kami memutuskan untuk menuju Curug Awang. Lokasi curug ini cukup tersembunyi. Hanya ada papan nama kecil yang kurang menarik perhatian. Kami sempat terlewat hingga akhirnya balik lagi menuju Curug Awang.

Curug Awang di Geopark Ciletuh
Dok. Pribadi

Curug Awang menjadi primadona di kawasan Geopark Ciletuh. Curug ini terletak di aliran Sungai Ciletuh yang mengalami penurunan permukaan tanah akibat adanya patahan (tanah yang turun) sehingga mengakibatnya terbentuknya tebing dengan ketinggian mencapai 20 m. Curug Awang memiliki penampungan yang luas. Jika airnya banyak karena habis hujan, air terjun yang terbentuk bisa menutupi hampur seluruh bagian tebing. Di musim kemarau biasanya hanya sisi sebelah kiri yang dialiri air.

Ada tiga air terjun di sepanjang Sungai Ciletuh ini. Selain Curug Awang, ada Curug Tengah dan Curug Puncak Manik. Namun, Curug awang memiliki ketinggian dan penampungan yang lebih besar diantara ketiganya. Aku dan Saifan sempat mengambil foto dari atas Curug Awang. Terhampar pemandangan yang luar biasa, meski agak ketir lantaran takut tiba-tiba sungai meluap. Di depan membentang sawah teras sering dan tebing yang membatasi aliran sungai.

Waktu itu hari selasa sehingga Curug tidak ramai dikunjungi. Bahkan, mungkin awalnya hanya kami berdua yang berkunjung. Tak ada penarikan tiket masuk, atau mungkin karena hari itu tak banyak pengunjung yang datang sehingga tak ada yang menarik uang masuk. Entahlah...

Setelah puas berfoto dari atas Curug Awang, kami menuju ke bawah untuk mendapatkan pemandangan penuh Curug Awang. Jalan yang kami lalui cukup berat. Sebuah kabel baja sebagai pegangan untuk ke bawah sangat membantu karena kemiringan yang hampir 60 derajat. Bahkan jalan menuju ke bawah belum dibuat berundak. Maka akan sangat menyulitkan bila tidak mengenakan alas kaki yang memadai. Saat itu aku mengenakan sandal selop sehingga cukup menyulitkan saat akan naik ke atas, apalagi sandal yang basah dan licin karena percikan air.

Dari bawah kita bisa melihat Curug Awang secara jelas. Percikan air yang tersaput angin membuat udara terasa sejuk meski cuaca saat itu sedang panas. Penampungan air yang kecoklatan membuat tak ada seorang pun yang diizinkan untuk berenang. Tebing-tebing kecoklatan berpadu dengan derasnya debit air membuat Curug Awang tampak begitu indah. Puas menikmati Curug Awang, kami kembali ke atas untuk melaksanakan Sholat Zuhur dan menuju rute berikutnya.
-----

Surga di Bagian Selatan (2)

We have no idea where should we go next!
Satu hal yang pasti, tadi sebelum menuju ke Curug Awang saat melewati jalan besar, tak sengaja mata menangkap pemandangan yang luar biasa. Meski hanya sekilas, namun kesan itu tak hilang. Lembah itu... kesanalah tujuan kami selanjutnya. Sekitar pukul empat sore nanti kami akan dijemput kembali. Maka itu, kami berjalan kaki menuju lokasi yang ingin kami tuju. Sebuah pendopo hijau di kejauhan menjadi titik yang perlu kami tuju. Kami berjalan menyusuri jalan-jalan yang sepi. Perkebunan sawit, kayu, kelapa mendominasi.

Setelah berjalan sekitar satu jam dari Curug Awang, kami tiba di lokasi yang kami tuju. Tak salah memang apa yang kami lihat tadi. Kami berdecak kagum tak henti melihat karunia Tuhan yang luar biasa. Seakan kata tak mampu untuk mengungkap keindahannya.

Lembah hijau itu... Ya, di depan kami terhampar lembah hijau menghampar nan luas. Petak-petak sawah yang berjejer rapi. Bukit-bukit menghijau yang melingkungi sempurna lembah ini. Kilauan biru laut yang berkilat-kilat diterpa sinar matahari. Teluk Ciletuh yang menjadi muara dari sungai-sungai yang berkelok disini. Dikejauhan, tenang Curug-curug mengalir sempurna, putih dari kejauhan. Puncak Dharma yang menjulang menghadap Samudera Hindia. Memang cara terbaik menikmati kawasan Geopark ini adalah dengan membawa motor off road atau jeep. Tetapi, bagiku berjalan kaki lebih dari cukup untuk menikmati itu semua.

Kami berdiri di tepi jurang. Memandangi pesona alam yang tiada duanya. Seakan hanya kedamaian yang terasa. Kami lalu berjalan menyusuri alang-alang. Sebuah batu menjulang persis di tepi jurang. Sore itu, Lembah ini menjadi daya tarik kami. Sebuah surga tersebunyi yang tak banyak orang yang tahu (mungkin sadar). Terima kasih atas karunia-Mu, Ya Rabb. Kami akan menjaga alam Indonesia yang indah ini.

Amphitheater Geopark Ciletuh
Dok. Pribadi
-----

Lanjut ke Bagian 2
Connect